Mengubah sistem
beternak ayam kampung dari sistem ekstensif ke sistem semi intensif atau
intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional
(ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita.
Akan tetapi kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :
Akan tetapi kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Bibit
Bibit mempunyai
kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam
kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung
langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau
membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik
secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami tidak akan menguraikan
sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena akan
memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat DOC ayam kampung yang
sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat
dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan
mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
2. Pakan
2. Pakan
Kita ketahui bersama
bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha.
Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit
kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan
yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif
seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain
sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita
tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK)
sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang diberikan
sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
·
7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
·
19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
·
34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
·
47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
·
58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
·
66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
·
72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
·
74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Sedangkan air diberikan
secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu
dicampur dengan vitamin+antibiotika.
3. Perkandangan
Syarat kandang yang
baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m,
tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik.
Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau
tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang dan
peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan
menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu
sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai
produsen pembuatan obat.
Ukuran kandang :
tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya
lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang
perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter
persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2
minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.
Bentuk kandang yang
dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri
dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap
monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai
ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan ayam
kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4
minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter
biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga
kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar
antara 30-32°C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti
model pemeliharaan ayam broiler.
4. Manajemen
Pemeliharaan
Manajemen atau
tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu
usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang
berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila
manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada
ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
·
Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol
pakan dan kesehatan
·
Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman
berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
·
Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol
pakan dan kesehatan dengan ketat
Model pemeliharaan ayam
kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal
kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari cara beternak
secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di sini.
5. Pengendalian
Penyakit
Hal yang tak kalah
pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement“mencegah
lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan
tindakan antara lain :
1.
Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang
dan manusianya
2.
Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
3.
Melakukan vaksinasi secara teratur
4.
Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas
penyakit
5.
Manajemen pemeliharaan yang baik
6.
Kontrol terhadap binatang lain
Berikut kami uraikan
sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :
a. Tetelo (ND)
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
Pengobatan : belum ada
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
Pengobatan : belum ada
b. Gumboro (gumboro
disease)
Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada
Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada
c. Penyakit cacing ayam
(worm disease)
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
d. Berak kapur
(Pullorum)
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya
e. Berak darah
(Coccidiosis)
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya
6. Pasca Panen dan Pemasaran
Pemasaran ayam kampung
pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga ayam
kampung masih tergolong tinggi dan stabil, sedang produksi masih terbatas. Ayam
kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas). Rumah
tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket sampai hotel
berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini. Harga ayam kampung hidup
berkisar antara Rp 19.000 - Rp 22.000/ekor di tingkat peternak.
7. Pengelolaan Produksi
Sebagai seorang peternak
yang profesional maka perlu untuk menjaga agar produksi yang kita lakukan dapat
memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Maka diperlukan pengelolaan
atau pengaturan produksi agar usaha kita dapat berproduksi secara kontinyu.
Untuk kekontinuitasan usaha perlu pengaturan dan penjadwalan secara teratur
kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh
pengepul atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak.
Tapi perlu diingat juga bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal,
ketersediaan kandang, jumlah ketersediaan DOC, dan jumlah permintaan ayam siap
panen.
Mudah-mudahan uraian di
atas dapat menambah pengetahuan kita dalam hal beternak dan menjadikan cara
beternak kita lebih baik.
Sebagian peternak
menganggap Itik / Bebek petelur yang baik diperoleh dari pemeliharaan
sejak day old duck (DOD). Alasannya sejak kecil mereka bisa beradaptasi dengan
peternak dan lingkungan. Sebagian lain terpaksa membesarkan DOD karena di
daerahnya tidak ada pedagang bibit Itik / Bebek siap telur.
Alasan lainnya, membeli DOD, lebih murah ketimbang bibit Itik / Bebek siap
telur. Bagi yang bermodal cukup dan ingin segera memproduksi telur tidak ada
salahnya memilih bibit siap telur. Metode inilah yang banyak dipilih peternak.
Bibit siap telur, secara biologis telah waktunya berproduksi. Umumnya Itik
/ Bebek bertelur pada umur 6 bulan.
Beberapa jenis Itik
/ Bebek lokal, seperti Itik / BebekTegal, Mojosari, Magelang,
Alabio, dan Bali bisa jadi pilihan. Masing-masing mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Misalnya, ukuran telur Itik / BebekMagelang besar.
Namun, karena postur tubuhnya besar, makannya pun banyak sehingga menambah
biaya produksi. Hal ini bisa menjadi pertimbangan.
Paling ideal memilih
jenis Itik / Bebek yang sentra bibitnya mendekati
lokasi peternakan. Untuk Jawa Barat, dapat memilih Itik / Bebek Tegal.
Di Jawa Timur, tersedia Itik / Bebek Mojosari. Peternak
bisa datang langsung ke sentra Itik / Bebek tersebut untuk
mencari pembibit yang terbaik. Sentra Itik / BebekMojosari ada
di Desa Modopuro dan Sumbertanggul, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.
Selain di Desa Pesurungan Lor, Tegal, Itik / Bebek Tegal
menyebar ke Pekalongan, Brebes, Cirebon, Indramayu dan Karawang. Sentra Itik
/ Bebek magelang antara lain berada di Kecamatan Muntilan. Di sentra
itulah bibit DOD atau Itik / Bebek siap telur dipesan.
Bila yang dipilih DOD,
hendaknya peternak mempelajari kualitas DOD yang baik. Pertama, perhatikan
postur tubuhnya. DOD yang baik berbadan tegap, kaki dan paruhnya besar, serta
tidak cacat. "Kadang perutnya besar, yang ini kurang bagus," ujar
Suyono spesialis penetas Itik / Bebek Mojosari. Hindari
memilih DOD jantan. Ciri-ciri DOD betina berbulu cokelat kemerahan, paruh hitam
keputihan, suara nyaring, dan mukanya manis. Sedangkan jantan mempunyai ciri
bulu cokelat kehitaman, paruh hitam kelam, suaranya agak serak, dan berwajah
angker. Untuk lebih memastikan lihat dan bukalah kloakanya. Bila kedapatan
penis, berarti jantan.
Pakan Ayam Jago Bangkok
Pakan ayam jago tidak hanya satu komposisi saja, lebih baik campuran dari berbagai komposisi sehingga kebutuhan gizi & nutrisi pada ayam lebih bagus. Komposisi itu diantaranya Jagung, Kacang Ijo, Beras Abang (Merah), Nasi, Konsentrat (AD1) dan Bekatul (katul). Komposisi tersebut tergantung jenis ayamnya untuk mengkombinasi jumlah prosentase banyaknya. Seumpama ayam pukul, kacang ijo lebih diperbanyak. Kalau ayam jalu, yang diperbanyak Beras Merahnya. Jika komposisi pakan tersebut terlalu banyak bisa dikurangi tergantung pilihan kita. Semua pakan tersebut dicampur dengan air hangat kemudian diremas-remas supaya tercampur rata dan mudah untuk dimakan.
Pakan ayam jago tidak hanya satu komposisi saja, lebih baik campuran dari berbagai komposisi sehingga kebutuhan gizi & nutrisi pada ayam lebih bagus. Komposisi itu diantaranya Jagung, Kacang Ijo, Beras Abang (Merah), Nasi, Konsentrat (AD1) dan Bekatul (katul). Komposisi tersebut tergantung jenis ayamnya untuk mengkombinasi jumlah prosentase banyaknya. Seumpama ayam pukul, kacang ijo lebih diperbanyak. Kalau ayam jalu, yang diperbanyak Beras Merahnya. Jika komposisi pakan tersebut terlalu banyak bisa dikurangi tergantung pilihan kita. Semua pakan tersebut dicampur dengan air hangat kemudian diremas-remas supaya tercampur rata dan mudah untuk dimakan.
Memiliki
ayam bangkok tidak hanya memelihara saja, tapi juga diperhatikan hal-hal
penting lainnya misalnya tempat pemeliharaannya (kandang atauumbaran),
masalah pakan dankesehatan ayam tersebut.
Untuk masalah pakan merupakan
salah satu faktor utama dalam memelihara ayam. Pada pakan, keseimbangannutrisi harus
diperhatikan karena sangat berpengaruh besar pada pertumbuhan,stamina dan kemampuan
bertarung.Memelihara ayam bangkok tidak seperti
memelihara ayam jawa dimanaayam bangkok lebih mudah terserang
penyakit meskipun ayam jawa juga bisa terserang penyakit juga. Ayam
jawa(wareng misalnya) hanya diumbar di kebon saja sudah bisa hidup dan
diberi pakan sisa-sisa.
Makanya para penyayang
ayam bangkok selalu memperhatikan menu makanannya. Perhatian pada pakan ayam
mulai dari masih anak ayam (kudhok) sampai menjadi ayam
jago memiliki kebutuhan pakan yang berbeda dari setiap pertumbuhan.
Saya tertarik membaca
artikel soal memberi pakan ayam di teman-teman blog atau teman-teman
penghobi ayam bangkok. Saya akan mencoba memberikan pengalaman saya
tentang pakan ayam yang mungkin teman-teman blog atau pecinta ayam bangkok
lebih tau soal pakan ayam bangkok ini. Pakan yang saya uraikan tentang pakan
ayam Jagoan atau yang sudah jago.
Seandainya tidak
memakai Kacang Ijo juga tidak apa-apa, karena harganya cukup mahal sekitar
enambelas ribu per kilonya. Memang kacang ijo ini sangat bagus untuk pakan tapi
coba cari alternatif lain atau untuk sekedar irit kacang hijaunya dikasih
sedikit saja. Jagung juga bagus, murah dan kandungan
nutrisinya juga tidak kalah dengan kacang ijo. Jagung dapat
membantu pertumbuhan bulu baru pada ayam, biasanya digunakan untuk merontokkan
bulu ayam yang sudah mau ganti. Porsi jagung ini dilebihkan untuk ayam yang
sedang ganti bulu atau mabung (ngebung). Fungsi beras merah adalah
untuk mengencangkan otot-otot dan menu diet yang bagus. Pemberian beras merah
ini kalu sudah jago atau bisa juga langsung diberikan kepada jenis ayam yang
mudah gemuk.
Kegemukan pada ayam
akan mengurangi kelincahan, padahal ayam bertarung membutuhkan kelincahan.
Kandungan
Nutrisi Pakan yang Dibutuhkan :
·
Protein
Berfungsi sebagai zat pembangun tubuh. Protein berguna untuk meningkatkan jumlah otot serta daging, sehingga sangat dibutuhkan oleh anak ayam yang sedang tumbuh sampai berumur 6 bulan dan yang sedang dipersiapkan untuk diadu. Untuk menambahkan protein, para pemilik ayam sabung sering menambahkan cincangan daging kambing dalam pakan untuk ayamnya.
Berfungsi sebagai zat pembangun tubuh. Protein berguna untuk meningkatkan jumlah otot serta daging, sehingga sangat dibutuhkan oleh anak ayam yang sedang tumbuh sampai berumur 6 bulan dan yang sedang dipersiapkan untuk diadu. Untuk menambahkan protein, para pemilik ayam sabung sering menambahkan cincangan daging kambing dalam pakan untuk ayamnya.
·
Lemak
Zat ini juga dibutuhkan ayam yang sedang tumbuh. Bagi ayam yang akan disabung, lemak tidak terlalu perlu. Ayam sabung justru harus langsing, singset, dan padat tubuhnya. Jika terlalu banyak lemak, ayam akan keberatan badan sehingga mudah lelah atau tidak mapu untuk memukul.
Zat ini juga dibutuhkan ayam yang sedang tumbuh. Bagi ayam yang akan disabung, lemak tidak terlalu perlu. Ayam sabung justru harus langsing, singset, dan padat tubuhnya. Jika terlalu banyak lemak, ayam akan keberatan badan sehingga mudah lelah atau tidak mapu untuk memukul.
·
Karbohidrat
Zat ini sangat dibutuhkan oleh ayam sabung untuk menjaga stamina. Stamina ayam memang harus diperhatikan karena harus bertarung beberapa ronde, setiap ronde lamanya 15 menit.
Zat ini sangat dibutuhkan oleh ayam sabung untuk menjaga stamina. Stamina ayam memang harus diperhatikan karena harus bertarung beberapa ronde, setiap ronde lamanya 15 menit.
·
Vitamin dan mineral
Dua zat ini bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta kelincahan ayam sewaktu bertarung, meskipun jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, hanya 1-2% dari total ransum. Vitamin dan mineral juga berguna sebagai katalisator dalam proses metabolisme. Pemberian vitamin B kompleks sangat dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas ayam sabung. Kedua unsur tersebut sangat dibutuhkan untuk metabolisme dan pertumbuhan fisik ayam, seperti pertumbuhan tulang, mencegah kelumpuhan, dan menghindarkan kecacatan pada kaki.
Dua zat ini bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta kelincahan ayam sewaktu bertarung, meskipun jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, hanya 1-2% dari total ransum. Vitamin dan mineral juga berguna sebagai katalisator dalam proses metabolisme. Pemberian vitamin B kompleks sangat dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas ayam sabung. Kedua unsur tersebut sangat dibutuhkan untuk metabolisme dan pertumbuhan fisik ayam, seperti pertumbuhan tulang, mencegah kelumpuhan, dan menghindarkan kecacatan pada kaki.
·
Air
Selain pakan, ayam juga membutuhkan air. Air ini antara lain digunakan untuk proses metabolisme. Air juga diperlukan sebagai pelarut. Hampir 60% tubuh ayam terdiri atas air yang juga berguna dalam proses pencernaan, mengatur suhu badan, dan menyeimbangkan atau mengatur berbagai zat di dalam tubuh ayam.
Selain pakan, ayam juga membutuhkan air. Air ini antara lain digunakan untuk proses metabolisme. Air juga diperlukan sebagai pelarut. Hampir 60% tubuh ayam terdiri atas air yang juga berguna dalam proses pencernaan, mengatur suhu badan, dan menyeimbangkan atau mengatur berbagai zat di dalam tubuh ayam.
·
Hijauan
Hijauan merupakan pakan tambahan bagi ayam bangkok. Biasanya hijauan diberikan sejak anak ayam berumur dua bulan. Pakan hijauan berupa kecambah kacang hijau (taoge), kangkung, daun pisang, dan hijauan lainnya yang mengandung air dan tidak memberikan efek racun bagi ayam.
Hijauan merupakan pakan tambahan bagi ayam bangkok. Biasanya hijauan diberikan sejak anak ayam berumur dua bulan. Pakan hijauan berupa kecambah kacang hijau (taoge), kangkung, daun pisang, dan hijauan lainnya yang mengandung air dan tidak memberikan efek racun bagi ayam.
·
Grit
Grit adalah bahan yang digunakan untuk membantu pencernaan ayam di tembolok, yaitu berupa kulit kerang atau cangkang bekicot. Grit bisa diberikan kepada ayam muda di dalam kandang umbaran. Grit tidak boleh diberikan kepada anak ayam di bawah umur tiga bulan karena akan mengganggu atau melukai pencernaannya.
Grit adalah bahan yang digunakan untuk membantu pencernaan ayam di tembolok, yaitu berupa kulit kerang atau cangkang bekicot. Grit bisa diberikan kepada ayam muda di dalam kandang umbaran. Grit tidak boleh diberikan kepada anak ayam di bawah umur tiga bulan karena akan mengganggu atau melukai pencernaannya.
Kalkun tergolong jenis
unggas yang dalam perkembanganya tidak sepesat ayam. Namun, akhir-akhir ini
kalkun mulai diperhitungkan untuk diternakkan dengan mulai disajikanya daging
kalkun sebagai salah satu menu pada pesta-pesta.
Di Amerika, ada
banyak bangsa kalkun, tetapi yang terpenting ada 5 jenis, sebagai berikut:
1.
Kalkun broad breasted white, merupakan bangsa kalkun
yang bulunya berwarna putih. Bobot badan betina antara 6,5-60 butir per musim.
2.
Kalkun broad breasted bronze, karakteristiknya hampir
sama dengan kalkun broad breasted white, tetapi mempunyai bronze pada ekor dan
sayap.
3.
Kalkun american mammoth bronze, karakteristiknya hampir
sama dengan 2 bangsa diatas, tetapi ototnya berwarna putih dengan ukuran badan
lebih kecil, bobot betina sekitar 4,5 kg dan jantan sekitar 6,5 kg. Produksi
telur tinggi, yaitu 100-120 butir/tahun.
4.
Kalkun belsville, dadanya kurang berkembang.
5.
Kalkun whyte hybrid, merupakan hibrid dari berbagai
bangsa yang disilangkan.
Pemilihan bibit kalkun sama dengan ayam ras, yaitu dipilih berdasarkan kemampuan produksi dari tetuanya. Selain itu, seleksi individu berdasarkan morfologinya juga perlu diperhatikan.
Secara umum perkandangan kalkun sama dengan perkandangan ayam. Hanya saja, hal yang perlu diperhatikan bahwa kalkun mempunyai bobot badan yang lebih besar dibandingkan ayam sehingga kepadatan kandang dikurangi. Kebutuhan kepadatan kandang sekitar 0,28-0,47 per ekor pada kalkun umur 8 minggu. Jika kandang yang digunakan berlantai panggung, kekuatan dasar kandang perlu diperhatikan.
Tatalaksana pemeliharaan kalkun sama dengan ayam. Kalkun mulai berproduksi setelah30 minggu dari dewasa kelamin tercapai. Selama 25 minggu, kalkun dapat memproduksi 88-93 butir. Pemberian pakan pada kalkun hampir sama dengan ayam. Kebutuhan protein dalam pakan untuk kalkun masa starter (0-8 minggu) sekitar 26-28%, sedangkan saat grower (8-24 minggu) sekitar 14-22%.
Untuk mendapatkan hasil
perkawinan burung kenari yang bagus salah satu faktor utamanya adalah memilih
burung indukan kenari yang baik, adapun ciri-ciiri dari kenari
indukan yang bagus adalah diantaranya:
·
yang sudah cukup umurnya, kenari yang cukup umur
biasanya dimulai pada usia 8 bulan, akan berubah struktur perutnya jika telah
memasuki masa birahi. Perut membuncit tanpa lemak, bulu disekitar perut menjadi
botak, dan perut berwarna merah merupakan beberapa tanda burung kenari betina
telah siap kawin.
Disamping itu, jika tersedia didalam sangkar, burung kenari betina akan membawa sobekan kertas, sejumput barang yang akan dipakai untuk bahan sarang.
Disamping itu, jika tersedia didalam sangkar, burung kenari betina akan membawa sobekan kertas, sejumput barang yang akan dipakai untuk bahan sarang.
·
sehat
·
matang kelamin
·
dalam kondisi puncak.Kondisi puncak burung kenari
jantan biasanya diperlihatkan dengan bernyanyi terus menerus, dan jika melihat
burung kenari betina akan memperlihatkan gayanya, seperti bernyanyi kekiri dan
kekanan, bahkan ada yang sampai menabrak jeruji sangkar.
apabila kenari indukan
yang baik sudah didapat, perlu dilakukan langkah-langkah persiapan dalam
mengawinkan kenari-kenari tersebut.
Selain perawatan secara
umum terhadap indukan kenari dosis pakanpun perlu
ditingkatkan. adapun pakan tambahan yang biasa ditambahkan adalah sayuran
seperti sawi putih, sawi hijau dan daun selada, serta buah-buahan seperti apel,
mentimun, pear, jeruk, anggur, dan pepaya juga kroto (telur semut), dan telur
rebus. Diantara pakan tersebut, telur rebus merupakan pakan yang harus
ditingkatkan dosis pemberiannya, yakni setengah butir perhari.
Sejak pertama kali
ditemukan hingga dewasa ini burung kenari telah mengalami perkembangan sehingga
terdiri dari beberapa jenis diantaranya :
1. Burung Kenari
Satafford
2. Burung Kenari
Spanish Timbrado
3. Burung Kenari Water
Slager
4. Burung Kenari Scotch
Fancy
5. Burung Kenari
Holland
6. Burung Kenari Persia
( Persian Canary)
7. Burung Kenari
Lancashire
8. Burung Kenari Five
Fancy
9. Burung Kenari Lizard
10. Burung Kenari
Gloster
11. Burung Kenari Frill
12. Burung Kenari Merah
(Red Canary)
13. Burung Kenari
Crested
14. Burung Kenari
Border
15. Burung Kenari
Belgian Fancy
16. Burung Kenari
Norwich
17. Burung Kenari
YorkShire
18. Burung kenari
amerika
19. burung kenari Rusia
20 Burung kenari Roller
MACAM BURUNG KENARI
Burung puyuh merupakan
jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh dari burung puyuh ini
relatif kecil, burung ini juga mempunyai kaki pendek dan dapat diadu.
Burung puyuh disebut
juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, burung ini
merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat,
tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia.
Burung Puyuh di
Indonesia ini mulai dikenal dan diternak semenjak sekitar akhir tahun
1979. Kini burung puyuh mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di
Indonesia.
1. Metode
Pemeliharaan Anak Ayam Bangkok
Pada pase setelah
menetas hingga umur ±4 bulan merupakan pase perkembangan fisik yang sangat
penting dalam menujang kemampuan seekor ayam Bangkok untuk memiliki kemampuan
maksimal pada saat turun ke gelanggang. Banyak ayam Bangkok yang merupakan
keturunan unggul karena kesalahan perawatan pada pase ini maka ayam tersebut
tidak bisa memaksimalkan kemampuannya saat turun ke gelanggang, hal terpenting
yang harus di perhatikan pada pase ini adalah pemberiaan pakan yang dan gerak
yang maksimal.
“Anakan ayam sampai dengan
umur 4 bulan harus menerima konsumsi pangan yang seimbang baik untuk protein,
karbohidrat, mineral, vitamin, dan air. Dalam kebiasaan sehari-hari kami di
dalam memelihara ayam bangkok, anakan umur 1-4 bulan akan diberikan pangan yang
berupa pakan buatan pabrik yang dicampur dengan susu tepung untuk anak bayi.
Komposisi campuran yang kami gunakan adalah 1:5 (Contoh: 1 kg susu dicampur
dengan 5kg pakan)”.
Pemberiaan susu tepung
sama pentingnya dengan pemberian ASI pada seorang anak manusia, karena zat-zat
penting untuk proses pertumbuhan terkandung di dalamnya. Selain kemampuan dalam
bertarung, zat-zat tersebut penting dalam membentuk postur tubuh, tulangan,
otot, bulu dan bagian tubuh lainnya.
Secara metode,
pemelihaaran pasca menetas hingga ± 4 minggu tidak jauh berbeda dengan
pemelihaaraan unggas (ayam) jenis lainnya, yaitu :
1. Pemeliharaan Bersama
Induk Ayam
Pemeliharaan anak ayam
pasca menetas bersama induk biasanya dilakukan untuk mengurangi penggunaan
lahan, karena anak ayam disatukan dengan induk tanpa harus menggunakan kandang
tambahan. Hal yang harus diperhatikan disini adalah bentuk kandang untuk anak
ayam bersama induknya. Tidak seperti kandang untuk ayam dewasa, untuk alas
kandang diusahakan lebih rapat dan tidak mendapat aliran udara langsung. Anak
ayam yang baru menetas masih dalam kondisi kritis hingga harus terlindungi dari
temperature udara luar, cuaca yang tidak stabil dan penyakit, disinilah induk
berperan secara naluri untuk melindungi dan menjaga anaknya dari cuaca dan
udara yang tidak bersahabat. Anak ayam akan masuk kebagian sayap dan bagian
tubuh lainya dari induk untuk menghangatkan diri.
Pada tahap awal ini
biasanya ada yang menyatakan bahwa anak ayam usia 1-2 hari hanya membutuhkan
air bersih tidak memerlukan makanan karena ada cadangan makanan (kuning telur)
yang masih tersisa ditubuhnya akan tetapi kebutuhan makanan tersebut tidak
mencukupi. Agar lebih baik makan dan minum disediakan, untuk memaksimalkan
penggunaan pakan, pemberian pakan dilakukan sebanyak 5 kali dengan kuantitas
tidak terlalu banyak.
2. Dengan Menggunakan
Induk Buatan
Metode ini dilakukan
untuk meningkatkan produktifitas, sehingga induk ayam dapat cepat bertelur
kembali. Metode ini juga dilakukan untuk anak ayam yang menetas dengan
menggunakan mesin tetas. Secara simpel pada dasarnya induk buatan dibuat
menyerupai fungsi seekor induk pasca menetas. Seperti yang telah
dijelaskan seekor induk akan melindungi anak ayam yang baru menetas dari
temperature udara luar, cuaca yang tidak stabil dan penyakit, untuk menggantikan
peran induk maka kita harus membuat sebuah kandang yang terlindung dari
serangan predator/hama, udara dan cuaca yang buruk.
1. SEJARAH SINGKAT
Ayam ras pedaging
disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari
bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam
memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia
sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi
daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini
ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya.
Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif
singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman
yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.
2. SENTRA PERIKANAN
Ayam telah dikembangkan
sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga
sudah dijumpai hampir disetiap propinsi
3. JENIS
Dengan berbagai macam
strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu
risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yang telah beredar
memiliki daya produktifitas relatif sama.Artinya seandainya terdapat perbedaan,
perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan
strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta daftar produktifitas
atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shoup. Adapun jenis strain ayam ras
pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim
cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch,
Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma,
Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N,
Sussex, Bromo, CP 707.
4. MANFAAT
Manfaat beternak ayam
ras pedaging antara lain, meliputi:
1.
penyediaan kebutuhan protein hewani
2.
pengisi waktu luang dimasa pensiun
3.
pendidikan dan latihan (diklat) keterampilan
dikalangan remaja
4.
tabungan di hari tua
5.
mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif)
5. PERSYARATAN LOKASI
1.
Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/perumahan
penduduk.
2.
Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3.
Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah
terganggu oleh keperluan-keperluan lain selain untuk usaha peternakan.
6. PEDOMAN TEKNIS
BUDIDAYA
Sebelum usaha beternak
dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu:
manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding
(makanan ternak/pakan)
1.
Penyiapan Sarana dan Peralatan
1.
Perkandangan
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:
·
persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat
C,
·
kelembaban berkisar antara 60-70%,
penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada,
·
tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi
dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan
umur ayam,
·
untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai
kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang
box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun
kandang bateray.
·
Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang
mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.
2.
Peralatan
1.
Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
2.
Indukan atau brooder
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
3.
Tempat bertengger (bila perlu)
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
4.
Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
5.
Alat-alat rutin
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.
Pembibitan
Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
ternak sehat dan tidak cacat pada
fisiknya
pertumbuhan dan perkembangannya
normal
ternak berasal dari pembibitan yang
dikenal keunggulannya.
tidak ada lekatan tinja di duburnya
|
Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day OldChicken)/ayam umur sehari:
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day OldChicken)/ayam umur sehari:
0.
Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
1.
Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya
.
2.
Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
3.
Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
4.
Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40
gram.
5.
Tidak ada letakan tinja diduburnya.
Perawatan Bibit dan Calon Induk
Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.
Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.
Pemeliharaan
Pemberian Pakan dan Minuman
.
Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua)
fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a.
Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah
sebagai berikut:
·
kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari
protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P)
0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
·
kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat)
golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua
(umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66
gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah
pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
b.
Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah
sebagai berikut:
·
kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari
protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P)
0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
·
kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat
golongan umur yaitu:
·
minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor,
·
minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor,
·
minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan
·
minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
i.
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang
dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
1.
Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum
terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8
lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu
ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7
liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu
adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama
hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya.
Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
2.
Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam
masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor,
minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari)
12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor.
Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
Pemeliharaan Kandang
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
7. HAMA DAN PENYAKIT
1.
Penyakit
1.
Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian:
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian:
1.
menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap
kering;
2.
dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut;
Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline,
amprolium, cxaldayocox.
2.
Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian:
Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian:
1.
menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang
tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera
dibakar/dibuang;
2.
pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal
peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi
NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
2.
Hama
1.
Tungau (kutuan)
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian:
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian:
1.
sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan
ayam yang sakit dengan yang sehat;
2.
dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi
0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat
sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan
ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang
mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.
8. PANEN
1.
Hasil Utama
Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
2.
Hasil Tambahan
Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.
Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.
9. PASCAPANEN
1.
Stoving
Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)
Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)
2.
Pemotongan
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
3.
Pengulitan atau Pencabutan Bulu
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,4°C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang
halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,4°C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang
halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
4.
Pengeluaran Jeroan
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap
dimasak dalam kemasan terpisah.
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap
dimasak dalam kemasan terpisah.
5.
Pemotongan Karkas
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.
10. ANALISIS EKONOMI
BUDIDAYA
1.
Analisis Usaha Budidaya
Dasar perhitungan biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam analisis ini, antara lain adalah:
Dasar perhitungan biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam analisis ini, antara lain adalah:
1.
jenis ayam yang dipelihara adalah jenis ayam ras
pedaging (broiler) dari strain CP.707.
2.
sistem pemeliharaan yang diterapkan dengan cara
intensif pada kandang model postal
3.
luas tanah yang digunakan yaitu 200 m 2 dengan nilai
harga sewa tanah dalam 1 ha/tahun adalah Rp 1.000.000,-.
4.
kandang terbuat dari kerangka bambu, lantai tanah,
dinding terbuat dari bilah-bilah bambu denga alas dinding setinggi 30 cm,
terbuat dari batu bata yang plester dan atap menggunakan genting.
5.
ukuran kandang, yaitu tinggi bagian tepinya 2,5 m,
lebar kandang 5 m dan lebar bagian tepi kandang 1,5 m.
6.
lokasi peternakan dekat dengan sumber air dan listrik.
7.
menggunakan alat pemanas (brooder) gasolec dengan bahan
bakar gas.
8.
penerangan dengan lampu listrik.
9.
umur ayam yaitu dimulai dari bibit yang berumur 1 hari
10.
litter/alas kandang menggunakan sekam padi.
11.
jenis pakan yang diberikan adalah BR-1 untuk anak ayam
umur 0-4 minggu dan BR-2 untuk umur 4-6 minggu.
12.
tingkat kematian ayam diasumsikan 6%.
13.
lama masa pemeliharaan yaitu 6 minggu (42 hari).
14.
berat rata-rata per ekor ayam diasumsikan 1,75 kg
berat hidup pada saat panen.
15.
harga ayam per kg berat hidup, yaitu diasumsikan Rp
2500,-, walau kisaran harga sampai mencapai Rp 3000,- ditingkat
peternak/petani.
16.
ayam dijual pada umur 6 mingu atau 42 hari.
17.
nilai pupuk kandang yaitu Rp 60.000,-.
18.
bunga Bank yaitu 1,5%/bulan
19.
nilai penyusutan kandang diperhitungkan dengan
kekuatan masa pakai 6 tahun dan nilai penyusutan peralatan diperhitungkan
dengan masa pakai 5
tahun.
tahun.
20.
perhitungan analisis biaya ini hanya diperhitungkan
sebagai Pedoman dasar, karena nilai/harga sewaktu-waktu dapat mengalami
perubahan.
Adapun rincian biaya produksi dan modal usaha tani adalah sebagai berikut :
Adapun rincian biaya produksi dan modal usaha tani adalah sebagai berikut :
1.
Biaya prasarana produksi
1.
Sewa tanah 200 m 2 selama 2 bulan---------------Rp.
20.000,-
2.
Kandang ukuran 20 x 5 m
·
Bambu 180 batang @ Rp 1250,--------------Rp. 225.000,-
·
Semen 4 zak @ Rp 7000,--------------------Rp. 28.000,-
·
Kapur 30 zak @ Rp 6000,-------------------Rp. 18.000,-
·
Genting 2600 bh @ Rp 90,-------------------Rp.
234.000,-
·
Paku reng 5 kg @ Rp 2000,------------------Rp.
10.000,-
·
Paku usuk 7000 kg @ Rp 1800, -------------Rp. 12.600,-
·
Batu bata 1000 buah @ Rp 55,---------------Rp.
55.000,-
·
Pasir 1 truk -----------------------------------Rp.
230.000,-
·
Tali 28 meter @ Rp 5000, --------------------Rp.
14.000,-
·
Tenaga kerja ----------------------------------Rp.
400.000,-
3.
Peralatan
·
Tempat pakan 28 bh @ Rp 5000, ------------ Rp.
140.000,-
·
Tempat minum 32 bh @ Rp 3880, ------------ Rp.
124.000,-
·
Sekop 1 bh ----------------------------------- Rp.
7.000,-
·
Ember 2 bh @ Rp 2000, ---------------------- Rp.
4.000,-
·
Tong bak air 1 bh ----------------------------- Rp.
15.000,-
·
Ciduk 2 bh @ Rp 500, ------------------------ Rp.
1.000,-
·
Tabung gas besar 1 bh ------------------------- Rp.
250.000,-
·
Thermometer 1 bh ----------------------------- Rp.
2.000,-
·
Regulator 1 bh --------------------------------- Rp.
52.500,-
·
Brooder (gasolec) 1 bh ------------------------ Rp. 15.000,-
·
Tali gantung tmp pakan 120 m @Rp 500,- ----- Rp.
60.000,-
Jumlah biaya prasarana produksi --------------- Rp. 2.052.000,-
Jumlah biaya prasarana produksi --------------- Rp. 2.052.000,-
2.
Biaya sarana produksi
1.
Bibit DOC 1000 bh @ Rp 900,- -------------------- Rp.
900.000,-
2.
Pakan dan obat-obatan
·
BR-1 31 zak (0-4 minggu) @Rp 36.000, ------- Rp.
1.116.000,-
·
BR-2 34 zak (4-6 mingu) @ Rp 34.000, -------- Rp.
1.156.000,-
·
obat-obatan @ Rp 150,-/ekor ------------------ Rp.
150.000,-
3.
tenaga kerja pelihara 1,5 bln @ Rp 105.000,- --------
Rp. 157.500,-
4.
Lain-lain ----------------------------------------------
Rp. 10.000,-
·
sekam padi alas kandang 1 truk @Rp 60.000,- -- Rp.
60.000,-
·
karung goni bekas 32 kantong @ Rp 300,- ------ Rp.
2.400,-
·
pemakaian listrik selama 0-6 minggu ------------- Rp.
7.000,-
·
pemakaian gas ----------------------------------- Rp.
35.000,-
Jumlah biaya produksi --------------------------- Rp. 3.583.900,-
Jumlah biaya produksi --------------------------- Rp. 3.583.900,-
3.
Biaya produksi
1.
Sewa tanah 200 m 2 selama 2 bulan ------------------
Rp. 20.000,-
2.
Nilai susut prasarana produksi/2 bln
·
kandang ----------------------------------------- Rp.
51.109,-
·
Peralatan Rp 805.660,- : 30 --------------------- Rp.
26.856,-
3.
Bibit DOC 1000 ekor ---------------------------------
Rp. 900.000,-
4.
Pakan dan obat-obatan --------------------------------
Rp. 2.422.000,-
5.
Tenaga kerja -------------------------------------------
Rp. 157.500,-
6.
lain-lain
------------------------------------------------ Rp. 104.400,-
7.
Bunga modal 1,5% per bulan ---------------------------
Rp. 84.543,-
8.
Bulan modal 1,5 bulan
--------------------------------- Rp. 126.815,-
Jumlah biaya produksi ---------------------------------- Rp. 3.808.680,-
Jumlah biaya produksi ---------------------------------- Rp. 3.808.680,-
4.
Pendapatan
1.
Total produksi 1000X94%X1,75 kg X Rp 2500,- ----- Rp.
4.112.500,-
2.
Nilai Pupuk kandang
----------------------------------- Rp. 60.000,-
3.
Jumlah pendapatan -------------------------------------
Rp. 4.172.500,-
4.
Keuntungan
-------------------------------------------- Rp. 363.820,-
5.
Parameter kelayakan usaha
1.
BEP Volume Produksi = 870 ekor
2.
BEP Harga Produksi Rp. 3.316.000,-
3.
B/C Ratio = 1,09
4.
ROI = 6,45 %
5.
Rasio keuntungan terhadap pendapatan = 8,71 %
6.
Tingkat pengembalian modal = 2,6 th.
2.
Gambaran Peluang Agribisnis
Prospek agribisnis peternakan untuk ternak ayam broiler cukup baik dimana permintaan pasar selalu meningkat, sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi hewani. Produksi ternak ayam broiler saat ini berkembang dengan pesat dan peluang pasar yang bisa dihandalkan.
Prospek agribisnis peternakan untuk ternak ayam broiler cukup baik dimana permintaan pasar selalu meningkat, sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi hewani. Produksi ternak ayam broiler saat ini berkembang dengan pesat dan peluang pasar yang bisa dihandalkan.
11. DAFTAR PUSTAKA
Mengubah sistem
beternak ayam kampung dari sistem ekstensif ke sistem semi intensif atau
intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional
(ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita.
Akan tetapi kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :
Akan tetapi kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Bibit
Bibit mempunyai
kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam
kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung
langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau
membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik
secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami tidak akan menguraikan
sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena akan
memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat DOC ayam kampung yang
sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat
dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan
mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
2. Pakan
2. Pakan
Kita ketahui bersama
bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha.
Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit
kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan
yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif
seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain
sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita
tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK)
sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang diberikan
sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
·
7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
·
19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
·
34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
·
47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
·
58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
·
66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
·
72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
·
74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Sedangkan air diberikan
secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu
dicampur dengan vitamin+antibiotika.
3. Perkandangan
Syarat kandang yang
baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m,
tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik.
Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau
tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang dan
peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan
menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu
sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai
produsen pembuatan obat.
Ukuran kandang :
tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya
lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang
perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter
persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2
minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.
Bentuk kandang yang
dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri
dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap
monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai
ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan ayam
kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4
minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter
biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga
kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar
antara 30-32°C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti
model pemeliharaan ayam broiler.
4. Manajemen
Pemeliharaan
Manajemen atau
tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu
usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang
berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila
manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada
ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
·
Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol
pakan dan kesehatan
·
Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman
berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
·
Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol
pakan dan kesehatan dengan ketat
Model pemeliharaan ayam
kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal
kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari cara beternak
secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di sini.
5. Pengendalian
Penyakit
Hal yang tak kalah
pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement“mencegah
lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan
tindakan antara lain :
1.
Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang
dan manusianya
2.
Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
3.
Melakukan vaksinasi secara teratur
4.
Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas
penyakit
5.
Manajemen pemeliharaan yang baik
6.
Kontrol terhadap binatang lain
Berikut kami uraikan
sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :
a. Tetelo (ND)
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
Pengobatan : belum ada
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
Pengobatan : belum ada
b. Gumboro (gumboro
disease)
Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada
Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada
c. Penyakit cacing ayam
(worm disease)
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
d. Berak kapur
(Pullorum)
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya
e. Berak darah
(Coccidiosis)
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya
6. Pasca Panen dan Pemasaran
Pemasaran ayam kampung
pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga ayam
kampung masih tergolong tinggi dan stabil, sedang produksi masih terbatas. Ayam
kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas). Rumah
tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket sampai hotel
berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini. Harga ayam kampung hidup
berkisar antara Rp 19.000 - Rp 22.000/ekor di tingkat peternak.
7. Pengelolaan Produksi
Sebagai seorang peternak
yang profesional maka perlu untuk menjaga agar produksi yang kita lakukan dapat
memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Maka diperlukan pengelolaan
atau pengaturan produksi agar usaha kita dapat berproduksi secara kontinyu.
Untuk kekontinuitasan usaha perlu pengaturan dan penjadwalan secara teratur
kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh
pengepul atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak.
Tapi perlu diingat juga bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal,
ketersediaan kandang, jumlah ketersediaan DOC, dan jumlah permintaan ayam siap
panen.
Mudah-mudahan uraian di
atas dapat menambah pengetahuan kita dalam hal beternak dan menjadikan cara
beternak kita lebih baik.
Sebagian peternak
menganggap Itik / Bebek petelur yang baik diperoleh dari pemeliharaan
sejak day old duck (DOD). Alasannya sejak kecil mereka bisa beradaptasi dengan
peternak dan lingkungan. Sebagian lain terpaksa membesarkan DOD karena di
daerahnya tidak ada pedagang bibit Itik / Bebek siap telur.
Alasan lainnya, membeli DOD, lebih murah ketimbang bibit Itik / Bebek siap
telur. Bagi yang bermodal cukup dan ingin segera memproduksi telur tidak ada
salahnya memilih bibit siap telur. Metode inilah yang banyak dipilih peternak.
Bibit siap telur, secara biologis telah waktunya berproduksi. Umumnya Itik
/ Bebek bertelur pada umur 6 bulan.
Beberapa jenis Itik
/ Bebek lokal, seperti Itik / BebekTegal, Mojosari, Magelang,
Alabio, dan Bali bisa jadi pilihan. Masing-masing mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Misalnya, ukuran telur Itik / BebekMagelang besar.
Namun, karena postur tubuhnya besar, makannya pun banyak sehingga menambah
biaya produksi. Hal ini bisa menjadi pertimbangan.
Paling ideal memilih
jenis Itik / Bebek yang sentra bibitnya mendekati
lokasi peternakan. Untuk Jawa Barat, dapat memilih Itik / Bebek Tegal.
Di Jawa Timur, tersedia Itik / Bebek Mojosari. Peternak
bisa datang langsung ke sentra Itik / Bebek tersebut untuk
mencari pembibit yang terbaik. Sentra Itik / BebekMojosari ada
di Desa Modopuro dan Sumbertanggul, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.
Selain di Desa Pesurungan Lor, Tegal, Itik / Bebek Tegal
menyebar ke Pekalongan, Brebes, Cirebon, Indramayu dan Karawang. Sentra Itik
/ Bebek magelang antara lain berada di Kecamatan Muntilan. Di sentra
itulah bibit DOD atau Itik / Bebek siap telur dipesan.
Bila yang dipilih DOD,
hendaknya peternak mempelajari kualitas DOD yang baik. Pertama, perhatikan
postur tubuhnya. DOD yang baik berbadan tegap, kaki dan paruhnya besar, serta
tidak cacat. "Kadang perutnya besar, yang ini kurang bagus," ujar
Suyono spesialis penetas Itik / Bebek Mojosari. Hindari
memilih DOD jantan. Ciri-ciri DOD betina berbulu cokelat kemerahan, paruh hitam
keputihan, suara nyaring, dan mukanya manis. Sedangkan jantan mempunyai ciri
bulu cokelat kehitaman, paruh hitam kelam, suaranya agak serak, dan berwajah
angker. Untuk lebih memastikan lihat dan bukalah kloakanya. Bila kedapatan
penis, berarti jantan.
Pakan Ayam Jago Bangkok
Pakan ayam jago tidak hanya satu komposisi saja, lebih baik campuran dari berbagai komposisi sehingga kebutuhan gizi & nutrisi pada ayam lebih bagus. Komposisi itu diantaranya Jagung, Kacang Ijo, Beras Abang (Merah), Nasi, Konsentrat (AD1) dan Bekatul (katul). Komposisi tersebut tergantung jenis ayamnya untuk mengkombinasi jumlah prosentase banyaknya. Seumpama ayam pukul, kacang ijo lebih diperbanyak. Kalau ayam jalu, yang diperbanyak Beras Merahnya. Jika komposisi pakan tersebut terlalu banyak bisa dikurangi tergantung pilihan kita. Semua pakan tersebut dicampur dengan air hangat kemudian diremas-remas supaya tercampur rata dan mudah untuk dimakan.
Pakan ayam jago tidak hanya satu komposisi saja, lebih baik campuran dari berbagai komposisi sehingga kebutuhan gizi & nutrisi pada ayam lebih bagus. Komposisi itu diantaranya Jagung, Kacang Ijo, Beras Abang (Merah), Nasi, Konsentrat (AD1) dan Bekatul (katul). Komposisi tersebut tergantung jenis ayamnya untuk mengkombinasi jumlah prosentase banyaknya. Seumpama ayam pukul, kacang ijo lebih diperbanyak. Kalau ayam jalu, yang diperbanyak Beras Merahnya. Jika komposisi pakan tersebut terlalu banyak bisa dikurangi tergantung pilihan kita. Semua pakan tersebut dicampur dengan air hangat kemudian diremas-remas supaya tercampur rata dan mudah untuk dimakan.
Memiliki
ayam bangkok tidak hanya memelihara saja, tapi juga diperhatikan hal-hal
penting lainnya misalnya tempat pemeliharaannya (kandang atauumbaran),
masalah pakan dankesehatan ayam tersebut.
Untuk masalah pakan merupakan
salah satu faktor utama dalam memelihara ayam. Pada pakan, keseimbangannutrisi harus
diperhatikan karena sangat berpengaruh besar pada pertumbuhan,stamina dan kemampuan
bertarung.Memelihara ayam bangkok tidak seperti
memelihara ayam jawa dimanaayam bangkok lebih mudah terserang
penyakit meskipun ayam jawa juga bisa terserang penyakit juga. Ayam
jawa(wareng misalnya) hanya diumbar di kebon saja sudah bisa hidup dan
diberi pakan sisa-sisa.
Makanya para penyayang
ayam bangkok selalu memperhatikan menu makanannya. Perhatian pada pakan ayam
mulai dari masih anak ayam (kudhok) sampai menjadi ayam
jago memiliki kebutuhan pakan yang berbeda dari setiap pertumbuhan.
Saya tertarik membaca
artikel soal memberi pakan ayam di teman-teman blog atau teman-teman
penghobi ayam bangkok. Saya akan mencoba memberikan pengalaman saya
tentang pakan ayam yang mungkin teman-teman blog atau pecinta ayam bangkok
lebih tau soal pakan ayam bangkok ini. Pakan yang saya uraikan tentang pakan
ayam Jagoan atau yang sudah jago.
Seandainya tidak
memakai Kacang Ijo juga tidak apa-apa, karena harganya cukup mahal sekitar
enambelas ribu per kilonya. Memang kacang ijo ini sangat bagus untuk pakan tapi
coba cari alternatif lain atau untuk sekedar irit kacang hijaunya dikasih
sedikit saja. Jagung juga bagus, murah dan kandungan
nutrisinya juga tidak kalah dengan kacang ijo. Jagung dapat
membantu pertumbuhan bulu baru pada ayam, biasanya digunakan untuk merontokkan
bulu ayam yang sudah mau ganti. Porsi jagung ini dilebihkan untuk ayam yang
sedang ganti bulu atau mabung (ngebung). Fungsi beras merah adalah
untuk mengencangkan otot-otot dan menu diet yang bagus. Pemberian beras merah
ini kalu sudah jago atau bisa juga langsung diberikan kepada jenis ayam yang
mudah gemuk.
Kegemukan pada ayam
akan mengurangi kelincahan, padahal ayam bertarung membutuhkan kelincahan.
Kandungan
Nutrisi Pakan yang Dibutuhkan :
·
Protein
Berfungsi sebagai zat pembangun tubuh. Protein berguna untuk meningkatkan jumlah otot serta daging, sehingga sangat dibutuhkan oleh anak ayam yang sedang tumbuh sampai berumur 6 bulan dan yang sedang dipersiapkan untuk diadu. Untuk menambahkan protein, para pemilik ayam sabung sering menambahkan cincangan daging kambing dalam pakan untuk ayamnya.
Berfungsi sebagai zat pembangun tubuh. Protein berguna untuk meningkatkan jumlah otot serta daging, sehingga sangat dibutuhkan oleh anak ayam yang sedang tumbuh sampai berumur 6 bulan dan yang sedang dipersiapkan untuk diadu. Untuk menambahkan protein, para pemilik ayam sabung sering menambahkan cincangan daging kambing dalam pakan untuk ayamnya.
·
Lemak
Zat ini juga dibutuhkan ayam yang sedang tumbuh. Bagi ayam yang akan disabung, lemak tidak terlalu perlu. Ayam sabung justru harus langsing, singset, dan padat tubuhnya. Jika terlalu banyak lemak, ayam akan keberatan badan sehingga mudah lelah atau tidak mapu untuk memukul.
Zat ini juga dibutuhkan ayam yang sedang tumbuh. Bagi ayam yang akan disabung, lemak tidak terlalu perlu. Ayam sabung justru harus langsing, singset, dan padat tubuhnya. Jika terlalu banyak lemak, ayam akan keberatan badan sehingga mudah lelah atau tidak mapu untuk memukul.
·
Karbohidrat
Zat ini sangat dibutuhkan oleh ayam sabung untuk menjaga stamina. Stamina ayam memang harus diperhatikan karena harus bertarung beberapa ronde, setiap ronde lamanya 15 menit.
Zat ini sangat dibutuhkan oleh ayam sabung untuk menjaga stamina. Stamina ayam memang harus diperhatikan karena harus bertarung beberapa ronde, setiap ronde lamanya 15 menit.
·
Vitamin dan mineral
Dua zat ini bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta kelincahan ayam sewaktu bertarung, meskipun jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, hanya 1-2% dari total ransum. Vitamin dan mineral juga berguna sebagai katalisator dalam proses metabolisme. Pemberian vitamin B kompleks sangat dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas ayam sabung. Kedua unsur tersebut sangat dibutuhkan untuk metabolisme dan pertumbuhan fisik ayam, seperti pertumbuhan tulang, mencegah kelumpuhan, dan menghindarkan kecacatan pada kaki.
Dua zat ini bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta kelincahan ayam sewaktu bertarung, meskipun jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, hanya 1-2% dari total ransum. Vitamin dan mineral juga berguna sebagai katalisator dalam proses metabolisme. Pemberian vitamin B kompleks sangat dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas ayam sabung. Kedua unsur tersebut sangat dibutuhkan untuk metabolisme dan pertumbuhan fisik ayam, seperti pertumbuhan tulang, mencegah kelumpuhan, dan menghindarkan kecacatan pada kaki.
·
Air
Selain pakan, ayam juga membutuhkan air. Air ini antara lain digunakan untuk proses metabolisme. Air juga diperlukan sebagai pelarut. Hampir 60% tubuh ayam terdiri atas air yang juga berguna dalam proses pencernaan, mengatur suhu badan, dan menyeimbangkan atau mengatur berbagai zat di dalam tubuh ayam.
Selain pakan, ayam juga membutuhkan air. Air ini antara lain digunakan untuk proses metabolisme. Air juga diperlukan sebagai pelarut. Hampir 60% tubuh ayam terdiri atas air yang juga berguna dalam proses pencernaan, mengatur suhu badan, dan menyeimbangkan atau mengatur berbagai zat di dalam tubuh ayam.
·
Hijauan
Hijauan merupakan pakan tambahan bagi ayam bangkok. Biasanya hijauan diberikan sejak anak ayam berumur dua bulan. Pakan hijauan berupa kecambah kacang hijau (taoge), kangkung, daun pisang, dan hijauan lainnya yang mengandung air dan tidak memberikan efek racun bagi ayam.
Hijauan merupakan pakan tambahan bagi ayam bangkok. Biasanya hijauan diberikan sejak anak ayam berumur dua bulan. Pakan hijauan berupa kecambah kacang hijau (taoge), kangkung, daun pisang, dan hijauan lainnya yang mengandung air dan tidak memberikan efek racun bagi ayam.
·
Grit
Grit adalah bahan yang digunakan untuk membantu pencernaan ayam di tembolok, yaitu berupa kulit kerang atau cangkang bekicot. Grit bisa diberikan kepada ayam muda di dalam kandang umbaran. Grit tidak boleh diberikan kepada anak ayam di bawah umur tiga bulan karena akan mengganggu atau melukai pencernaannya.
Grit adalah bahan yang digunakan untuk membantu pencernaan ayam di tembolok, yaitu berupa kulit kerang atau cangkang bekicot. Grit bisa diberikan kepada ayam muda di dalam kandang umbaran. Grit tidak boleh diberikan kepada anak ayam di bawah umur tiga bulan karena akan mengganggu atau melukai pencernaannya.
Kalkun tergolong jenis
unggas yang dalam perkembanganya tidak sepesat ayam. Namun, akhir-akhir ini
kalkun mulai diperhitungkan untuk diternakkan dengan mulai disajikanya daging
kalkun sebagai salah satu menu pada pesta-pesta.
Di Amerika, ada
banyak bangsa kalkun, tetapi yang terpenting ada 5 jenis, sebagai berikut:
1.
Kalkun broad breasted white, merupakan bangsa kalkun
yang bulunya berwarna putih. Bobot badan betina antara 6,5-60 butir per musim.
2.
Kalkun broad breasted bronze, karakteristiknya hampir
sama dengan kalkun broad breasted white, tetapi mempunyai bronze pada ekor dan
sayap.
3.
Kalkun american mammoth bronze, karakteristiknya hampir
sama dengan 2 bangsa diatas, tetapi ototnya berwarna putih dengan ukuran badan
lebih kecil, bobot betina sekitar 4,5 kg dan jantan sekitar 6,5 kg. Produksi
telur tinggi, yaitu 100-120 butir/tahun.
4.
Kalkun belsville, dadanya kurang berkembang.
5.
Kalkun whyte hybrid, merupakan hibrid dari berbagai
bangsa yang disilangkan.
Pemilihan bibit kalkun sama dengan ayam ras, yaitu dipilih berdasarkan kemampuan produksi dari tetuanya. Selain itu, seleksi individu berdasarkan morfologinya juga perlu diperhatikan.
Secara umum perkandangan kalkun sama dengan perkandangan ayam. Hanya saja, hal yang perlu diperhatikan bahwa kalkun mempunyai bobot badan yang lebih besar dibandingkan ayam sehingga kepadatan kandang dikurangi. Kebutuhan kepadatan kandang sekitar 0,28-0,47 per ekor pada kalkun umur 8 minggu. Jika kandang yang digunakan berlantai panggung, kekuatan dasar kandang perlu diperhatikan.
Tatalaksana pemeliharaan kalkun sama dengan ayam. Kalkun mulai berproduksi setelah30 minggu dari dewasa kelamin tercapai. Selama 25 minggu, kalkun dapat memproduksi 88-93 butir. Pemberian pakan pada kalkun hampir sama dengan ayam. Kebutuhan protein dalam pakan untuk kalkun masa starter (0-8 minggu) sekitar 26-28%, sedangkan saat grower (8-24 minggu) sekitar 14-22%.
Untuk mendapatkan hasil
perkawinan burung kenari yang bagus salah satu faktor utamanya adalah memilih
burung indukan kenari yang baik, adapun ciri-ciiri dari kenari
indukan yang bagus adalah diantaranya:
·
yang sudah cukup umurnya, kenari yang cukup umur
biasanya dimulai pada usia 8 bulan, akan berubah struktur perutnya jika telah
memasuki masa birahi. Perut membuncit tanpa lemak, bulu disekitar perut menjadi
botak, dan perut berwarna merah merupakan beberapa tanda burung kenari betina
telah siap kawin.
Disamping itu, jika tersedia didalam sangkar, burung kenari betina akan membawa sobekan kertas, sejumput barang yang akan dipakai untuk bahan sarang.
Disamping itu, jika tersedia didalam sangkar, burung kenari betina akan membawa sobekan kertas, sejumput barang yang akan dipakai untuk bahan sarang.
·
sehat
·
matang kelamin
·
dalam kondisi puncak.Kondisi puncak burung kenari
jantan biasanya diperlihatkan dengan bernyanyi terus menerus, dan jika melihat
burung kenari betina akan memperlihatkan gayanya, seperti bernyanyi kekiri dan
kekanan, bahkan ada yang sampai menabrak jeruji sangkar.
apabila kenari indukan
yang baik sudah didapat, perlu dilakukan langkah-langkah persiapan dalam
mengawinkan kenari-kenari tersebut.
Selain perawatan secara
umum terhadap indukan kenari dosis pakanpun perlu
ditingkatkan. adapun pakan tambahan yang biasa ditambahkan adalah sayuran
seperti sawi putih, sawi hijau dan daun selada, serta buah-buahan seperti apel,
mentimun, pear, jeruk, anggur, dan pepaya juga kroto (telur semut), dan telur
rebus. Diantara pakan tersebut, telur rebus merupakan pakan yang harus
ditingkatkan dosis pemberiannya, yakni setengah butir perhari.
Sejak pertama kali
ditemukan hingga dewasa ini burung kenari telah mengalami perkembangan sehingga
terdiri dari beberapa jenis diantaranya :
1. Burung Kenari
Satafford
2. Burung Kenari
Spanish Timbrado
3. Burung Kenari Water
Slager
4. Burung Kenari Scotch
Fancy
5. Burung Kenari
Holland
6. Burung Kenari Persia
( Persian Canary)
7. Burung Kenari
Lancashire
8. Burung Kenari Five
Fancy
9. Burung Kenari Lizard
10. Burung Kenari
Gloster
11. Burung Kenari Frill
12. Burung Kenari Merah
(Red Canary)
13. Burung Kenari
Crested
14. Burung Kenari
Border
15. Burung Kenari
Belgian Fancy
16. Burung Kenari
Norwich
17. Burung Kenari
YorkShire
18. Burung kenari
amerika
19. burung kenari Rusia
20 Burung kenari Roller
MACAM BURUNG KENARI
Burung puyuh merupakan
jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh dari burung puyuh ini
relatif kecil, burung ini juga mempunyai kaki pendek dan dapat diadu.
Burung puyuh disebut
juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, burung ini
merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat,
tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia.
Burung Puyuh di
Indonesia ini mulai dikenal dan diternak semenjak sekitar akhir tahun
1979. Kini burung puyuh mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di
Indonesia.
1. Metode
Pemeliharaan Anak Ayam Bangkok
Pada pase setelah
menetas hingga umur ±4 bulan merupakan pase perkembangan fisik yang sangat
penting dalam menujang kemampuan seekor ayam Bangkok untuk memiliki kemampuan
maksimal pada saat turun ke gelanggang. Banyak ayam Bangkok yang merupakan
keturunan unggul karena kesalahan perawatan pada pase ini maka ayam tersebut
tidak bisa memaksimalkan kemampuannya saat turun ke gelanggang, hal terpenting
yang harus di perhatikan pada pase ini adalah pemberiaan pakan yang dan gerak
yang maksimal.
“Anakan ayam sampai dengan
umur 4 bulan harus menerima konsumsi pangan yang seimbang baik untuk protein,
karbohidrat, mineral, vitamin, dan air. Dalam kebiasaan sehari-hari kami di
dalam memelihara ayam bangkok, anakan umur 1-4 bulan akan diberikan pangan yang
berupa pakan buatan pabrik yang dicampur dengan susu tepung untuk anak bayi.
Komposisi campuran yang kami gunakan adalah 1:5 (Contoh: 1 kg susu dicampur
dengan 5kg pakan)”.
Pemberiaan susu tepung
sama pentingnya dengan pemberian ASI pada seorang anak manusia, karena zat-zat
penting untuk proses pertumbuhan terkandung di dalamnya. Selain kemampuan dalam
bertarung, zat-zat tersebut penting dalam membentuk postur tubuh, tulangan,
otot, bulu dan bagian tubuh lainnya.
Secara metode,
pemelihaaran pasca menetas hingga ± 4 minggu tidak jauh berbeda dengan
pemelihaaraan unggas (ayam) jenis lainnya, yaitu :
1. Pemeliharaan Bersama
Induk Ayam
Pemeliharaan anak ayam
pasca menetas bersama induk biasanya dilakukan untuk mengurangi penggunaan
lahan, karena anak ayam disatukan dengan induk tanpa harus menggunakan kandang
tambahan. Hal yang harus diperhatikan disini adalah bentuk kandang untuk anak
ayam bersama induknya. Tidak seperti kandang untuk ayam dewasa, untuk alas
kandang diusahakan lebih rapat dan tidak mendapat aliran udara langsung. Anak
ayam yang baru menetas masih dalam kondisi kritis hingga harus terlindungi dari
temperature udara luar, cuaca yang tidak stabil dan penyakit, disinilah induk
berperan secara naluri untuk melindungi dan menjaga anaknya dari cuaca dan
udara yang tidak bersahabat. Anak ayam akan masuk kebagian sayap dan bagian
tubuh lainya dari induk untuk menghangatkan diri.
Pada tahap awal ini
biasanya ada yang menyatakan bahwa anak ayam usia 1-2 hari hanya membutuhkan
air bersih tidak memerlukan makanan karena ada cadangan makanan (kuning telur)
yang masih tersisa ditubuhnya akan tetapi kebutuhan makanan tersebut tidak
mencukupi. Agar lebih baik makan dan minum disediakan, untuk memaksimalkan
penggunaan pakan, pemberian pakan dilakukan sebanyak 5 kali dengan kuantitas
tidak terlalu banyak.
2. Dengan Menggunakan
Induk Buatan
Metode ini dilakukan
untuk meningkatkan produktifitas, sehingga induk ayam dapat cepat bertelur
kembali. Metode ini juga dilakukan untuk anak ayam yang menetas dengan
menggunakan mesin tetas. Secara simpel pada dasarnya induk buatan dibuat
menyerupai fungsi seekor induk pasca menetas. Seperti yang telah
dijelaskan seekor induk akan melindungi anak ayam yang baru menetas dari
temperature udara luar, cuaca yang tidak stabil dan penyakit, untuk menggantikan
peran induk maka kita harus membuat sebuah kandang yang terlindung dari
serangan predator/hama, udara dan cuaca yang buruk.
1. SEJARAH SINGKAT
Ayam ras pedaging
disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari
bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam
memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia
sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi
daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini
ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya.
Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif
singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman
yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.
2. SENTRA PERIKANAN
Ayam telah dikembangkan
sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga
sudah dijumpai hampir disetiap propinsi
3. JENIS
Dengan berbagai macam
strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu
risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yang telah beredar
memiliki daya produktifitas relatif sama.Artinya seandainya terdapat perbedaan,
perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan
strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta daftar produktifitas
atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shoup. Adapun jenis strain ayam ras
pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim
cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch,
Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma,
Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N,
Sussex, Bromo, CP 707.
4. MANFAAT
Manfaat beternak ayam
ras pedaging antara lain, meliputi:
1.
penyediaan kebutuhan protein hewani
2.
pengisi waktu luang dimasa pensiun
3.
pendidikan dan latihan (diklat) keterampilan
dikalangan remaja
4.
tabungan di hari tua
5.
mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif)
5. PERSYARATAN LOKASI
1.
Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/perumahan
penduduk.
2.
Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3.
Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah
terganggu oleh keperluan-keperluan lain selain untuk usaha peternakan.
6. PEDOMAN TEKNIS
BUDIDAYA
Sebelum usaha beternak
dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu:
manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding
(makanan ternak/pakan)
1.
Penyiapan Sarana dan Peralatan
1.
Perkandangan
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:
·
persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat
C,
·
kelembaban berkisar antara 60-70%,
penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada,
·
tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi
dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan
umur ayam,
·
untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai
kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang
box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun
kandang bateray.
·
Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang
mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.
2.
Peralatan
1.
Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
2.
Indukan atau brooder
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
3.
Tempat bertengger (bila perlu)
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
4.
Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
5.
Alat-alat rutin
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.
Pembibitan
Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
ternak sehat dan tidak cacat pada
fisiknya
pertumbuhan dan perkembangannya
normal
ternak berasal dari pembibitan yang
dikenal keunggulannya.
tidak ada lekatan tinja di duburnya
|
Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day OldChicken)/ayam umur sehari:
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day OldChicken)/ayam umur sehari:
0.
Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
1.
Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya
.
2.
Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
3.
Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
4.
Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40
gram.
5.
Tidak ada letakan tinja diduburnya.
Perawatan Bibit dan Calon Induk
Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.
Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.
Pemeliharaan
Pemberian Pakan dan Minuman
.
Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua)
fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a.
Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah
sebagai berikut:
·
kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari
protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P)
0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
·
kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat)
golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua
(umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66
gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah
pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
b.
Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah
sebagai berikut:
·
kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari
protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P)
0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
·
kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat
golongan umur yaitu:
·
minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor,
·
minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor,
·
minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan
·
minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
i.
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang
dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
1.
Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum
terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8
lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu
ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7
liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu
adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama
hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya.
Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
2.
Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam
masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor,
minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari)
12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor.
Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
Pemeliharaan Kandang
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
7. HAMA DAN PENYAKIT
1.
Penyakit
1.
Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian:
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian:
1.
menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap
kering;
2.
dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut;
Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline,
amprolium, cxaldayocox.
2.
Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian:
Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian:
1.
menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang
tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera
dibakar/dibuang;
2.
pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal
peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi
NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
2.
Hama
1.
Tungau (kutuan)
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian:
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian:
1.
sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan
ayam yang sakit dengan yang sehat;
2.
dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi
0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat
sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan
ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang
mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.
8. PANEN
1.
Hasil Utama
Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
2.
Hasil Tambahan
Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.
Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.
9. PASCAPANEN
1.
Stoving
Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)
Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)
2.
Pemotongan
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
3.
Pengulitan atau Pencabutan Bulu
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,4°C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang
halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,4°C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang
halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
4.
Pengeluaran Jeroan
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap
dimasak dalam kemasan terpisah.
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap
dimasak dalam kemasan terpisah.
5.
Pemotongan Karkas
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.
10. ANALISIS EKONOMI
BUDIDAYA
1.
Analisis Usaha Budidaya
Dasar perhitungan biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam analisis ini, antara lain adalah:
Dasar perhitungan biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam analisis ini, antara lain adalah:
1.
jenis ayam yang dipelihara adalah jenis ayam ras
pedaging (broiler) dari strain CP.707.
2.
sistem pemeliharaan yang diterapkan dengan cara
intensif pada kandang model postal
3.
luas tanah yang digunakan yaitu 200 m 2 dengan nilai
harga sewa tanah dalam 1 ha/tahun adalah Rp 1.000.000,-.
4.
kandang terbuat dari kerangka bambu, lantai tanah,
dinding terbuat dari bilah-bilah bambu denga alas dinding setinggi 30 cm,
terbuat dari batu bata yang plester dan atap menggunakan genting.
5.
ukuran kandang, yaitu tinggi bagian tepinya 2,5 m,
lebar kandang 5 m dan lebar bagian tepi kandang 1,5 m.
6.
lokasi peternakan dekat dengan sumber air dan listrik.
7.
menggunakan alat pemanas (brooder) gasolec dengan bahan
bakar gas.
8.
penerangan dengan lampu listrik.
9.
umur ayam yaitu dimulai dari bibit yang berumur 1 hari
10.
litter/alas kandang menggunakan sekam padi.
11.
jenis pakan yang diberikan adalah BR-1 untuk anak ayam
umur 0-4 minggu dan BR-2 untuk umur 4-6 minggu.
12.
tingkat kematian ayam diasumsikan 6%.
13.
lama masa pemeliharaan yaitu 6 minggu (42 hari).
14.
berat rata-rata per ekor ayam diasumsikan 1,75 kg
berat hidup pada saat panen.
15.
harga ayam per kg berat hidup, yaitu diasumsikan Rp
2500,-, walau kisaran harga sampai mencapai Rp 3000,- ditingkat
peternak/petani.
16.
ayam dijual pada umur 6 mingu atau 42 hari.
17.
nilai pupuk kandang yaitu Rp 60.000,-.
18.
bunga Bank yaitu 1,5%/bulan
19.
nilai penyusutan kandang diperhitungkan dengan
kekuatan masa pakai 6 tahun dan nilai penyusutan peralatan diperhitungkan
dengan masa pakai 5
tahun.
tahun.
20.
perhitungan analisis biaya ini hanya diperhitungkan
sebagai Pedoman dasar, karena nilai/harga sewaktu-waktu dapat mengalami
perubahan.
Adapun rincian biaya produksi dan modal usaha tani adalah sebagai berikut :
Adapun rincian biaya produksi dan modal usaha tani adalah sebagai berikut :
1.
Biaya prasarana produksi
1.
Sewa tanah 200 m 2 selama 2 bulan---------------Rp.
20.000,-
2.
Kandang ukuran 20 x 5 m
·
Bambu 180 batang @ Rp 1250,--------------Rp. 225.000,-
·
Semen 4 zak @ Rp 7000,--------------------Rp. 28.000,-
·
Kapur 30 zak @ Rp 6000,-------------------Rp. 18.000,-
·
Genting 2600 bh @ Rp 90,-------------------Rp.
234.000,-
·
Paku reng 5 kg @ Rp 2000,------------------Rp.
10.000,-
·
Paku usuk 7000 kg @ Rp 1800, -------------Rp. 12.600,-
·
Batu bata 1000 buah @ Rp 55,---------------Rp.
55.000,-
·
Pasir 1 truk -----------------------------------Rp.
230.000,-
·
Tali 28 meter @ Rp 5000, --------------------Rp.
14.000,-
·
Tenaga kerja ----------------------------------Rp.
400.000,-
3.
Peralatan
·
Tempat pakan 28 bh @ Rp 5000, ------------ Rp.
140.000,-
·
Tempat minum 32 bh @ Rp 3880, ------------ Rp.
124.000,-
·
Sekop 1 bh ----------------------------------- Rp.
7.000,-
·
Ember 2 bh @ Rp 2000, ---------------------- Rp.
4.000,-
·
Tong bak air 1 bh ----------------------------- Rp.
15.000,-
·
Ciduk 2 bh @ Rp 500, ------------------------ Rp.
1.000,-
·
Tabung gas besar 1 bh ------------------------- Rp.
250.000,-
·
Thermometer 1 bh ----------------------------- Rp.
2.000,-
·
Regulator 1 bh --------------------------------- Rp.
52.500,-
·
Brooder (gasolec) 1 bh ------------------------ Rp. 15.000,-
·
Tali gantung tmp pakan 120 m @Rp 500,- ----- Rp.
60.000,-
Jumlah biaya prasarana produksi --------------- Rp. 2.052.000,-
Jumlah biaya prasarana produksi --------------- Rp. 2.052.000,-
2.
Biaya sarana produksi
1.
Bibit DOC 1000 bh @ Rp 900,- -------------------- Rp.
900.000,-
2.
Pakan dan obat-obatan
·
BR-1 31 zak (0-4 minggu) @Rp 36.000, ------- Rp.
1.116.000,-
·
BR-2 34 zak (4-6 mingu) @ Rp 34.000, -------- Rp.
1.156.000,-
·
obat-obatan @ Rp 150,-/ekor ------------------ Rp.
150.000,-
3.
tenaga kerja pelihara 1,5 bln @ Rp 105.000,- --------
Rp. 157.500,-
4.
Lain-lain ----------------------------------------------
Rp. 10.000,-
·
sekam padi alas kandang 1 truk @Rp 60.000,- -- Rp.
60.000,-
·
karung goni bekas 32 kantong @ Rp 300,- ------ Rp.
2.400,-
·
pemakaian listrik selama 0-6 minggu ------------- Rp.
7.000,-
·
pemakaian gas ----------------------------------- Rp.
35.000,-
Jumlah biaya produksi --------------------------- Rp. 3.583.900,-
Jumlah biaya produksi --------------------------- Rp. 3.583.900,-
3.
Biaya produksi
1.
Sewa tanah 200 m 2 selama 2 bulan ------------------
Rp. 20.000,-
2.
Nilai susut prasarana produksi/2 bln
·
kandang ----------------------------------------- Rp.
51.109,-
·
Peralatan Rp 805.660,- : 30 --------------------- Rp.
26.856,-
3.
Bibit DOC 1000 ekor ---------------------------------
Rp. 900.000,-
4.
Pakan dan obat-obatan --------------------------------
Rp. 2.422.000,-
5.
Tenaga kerja -------------------------------------------
Rp. 157.500,-
6.
lain-lain
------------------------------------------------ Rp. 104.400,-
7.
Bunga modal 1,5% per bulan ---------------------------
Rp. 84.543,-
8.
Bulan modal 1,5 bulan
--------------------------------- Rp. 126.815,-
Jumlah biaya produksi ---------------------------------- Rp. 3.808.680,-
Jumlah biaya produksi ---------------------------------- Rp. 3.808.680,-
4.
Pendapatan
1.
Total produksi 1000X94%X1,75 kg X Rp 2500,- ----- Rp.
4.112.500,-
2.
Nilai Pupuk kandang
----------------------------------- Rp. 60.000,-
3.
Jumlah pendapatan -------------------------------------
Rp. 4.172.500,-
4.
Keuntungan
-------------------------------------------- Rp. 363.820,-
5.
Parameter kelayakan usaha
1.
BEP Volume Produksi = 870 ekor
2.
BEP Harga Produksi Rp. 3.316.000,-
3.
B/C Ratio = 1,09
4.
ROI = 6,45 %
5.
Rasio keuntungan terhadap pendapatan = 8,71 %
6.
Tingkat pengembalian modal = 2,6 th.
2.
Gambaran Peluang Agribisnis
Prospek agribisnis peternakan untuk ternak ayam broiler cukup baik dimana permintaan pasar selalu meningkat, sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi hewani. Produksi ternak ayam broiler saat ini berkembang dengan pesat dan peluang pasar yang bisa dihandalkan.
Prospek agribisnis peternakan untuk ternak ayam broiler cukup baik dimana permintaan pasar selalu meningkat, sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi hewani. Produksi ternak ayam broiler saat ini berkembang dengan pesat dan peluang pasar yang bisa dihandalkan.
11. DAFTAR PUSTAKA
30 Juni 2013 pukul 23.56
bagus bro
sekarang kan bukan hanya ayam australia aja. Tapi, ayam kampung sangat lah bagus untuk kesehatan karna tidak dikontaminasi oleh obat-obatan yang dari bahan kimia