- Bahan Pakan Sumber Energi
Hasil
pengamatan organoleptik terhadap beberapa jenis bahan pakan yang menjadi sumber
energi :
Bahan
pakan
|
warna
|
Tekstur
|
bau
|
rasa
|
Sumber
|
Onggok
|
Coklat
krem
|
Kasar
|
Singkong
|
Singkong
|
Energi
|
Dedak padi
|
Coklat
|
Halus
|
Padi
|
Pahit
|
Energi
|
Jagung
|
Orange
|
Butiran
|
Bau jagung
|
Manis
|
Energi
|
Pollard
|
Coklat
muda
|
Lembut
|
Tepung
terigu
|
manis
|
Energi
|
A.Jagung
Jagung
merupakan tanaman semusim dengan siklus hidup 80-150 hari. Pada umumnya tinggi
tanaman jagung mencapai 1-3m bahkan ada yang mencapai 6m. jagung meerupakan
energi utama bagi ternak karena kandungan pati jagung lebih dari 60-80% dan
mudah dicerna karena kandungan serat kasar relatif rendah. Pati jagung
berbentuk amilosa amilopektin. Jagung mengandung xantofil yang berguna untuk meningkatkan
kepekatan warna kuning pada kaki ayam dan kuning telur. Kandungan lemak jagung
lebih tinggi 3% disbanding sorgum, gandum, gaplek dan beras. Protein pada
jagung hanya 8,5%.
Berikut
adalah besarnya persentase jagung dalam ransum :
- Jagung
:
55%
– minyak
: 2%
-
Dedak
:
9%
– fosfat
: 1%
- Protein
nabati
:
25%
– bahan lain
: 4%
- Protein
hewani
: 4%
Sentra
penghasil jagung terbesar di Indonesia adalah daerah Gorontalo sedangakan
sentra pengolahan jagung terbesar di Indonesia berada di Lampung dan Jawa
Timur. Sentra penghasil jagung terbesar di dunia berada di Meksiko selatan.
Harga jagung per kg di daerah Sumatera Utara mencapai Rp. 2.100/kg, di jawa
tengah Rp. 3.500/kg, di Yogyakarta Rp. 1.900- Rp.2.000/kg. harga jagung pipilan
dengan kadar air rendah dijual dengan harga Rp. 2.200/kg – Rp. 2.350/kg.
Kandungan
gizi dalam 100 gr jagung adalah sebagai berikut :
-
Kalori
: 355 kal
-
Protein
: 9,2 gr
-
Lemak
: 3.9 gr
-
Karbohidrat : 73,7
gr
-
Kalsium
: 10 mg
-
Posfor
: 256 mg
-
Besi
: 2,4 mg
-
Vitamin A
: 510 SI
-
Vitamin B1 :
0,38 mg
-
Air
: 12 gr
Permasalahan
utama dalam produksi jagung :
-
adanya kesulitan dalam pasca panen, sehingga jagung sulit dikeringkan.
-
Komoditi jagung import lebih besar daripada jagung lokal.
-
Harga jual jagung lokal rendah,karena kadar air masih mencapai 15%.
-
Banyaknya tengkulak yang merugikan para petani jagung.
Solusi untuk
mengatasi permasalahan jagung di Indonesia :
-
Penetapan harga jual maksimum dan minimum
-
Memperbesar hasil produksi agar hasil lokal dapat melebihi hasil import.
- Onggok
Onggok
adalah pakan sumber energi yang berasal dari sisa pengolahaan singkong menjadi
tepung tapioka. Kandungan pada onggok antara lain :
-
protein kasar :
2,89%
– serat kasar : 14,73%
-
abu
: 1,21%
– beta-N : 80,80%
-
lemak kasar :
0,38%
– air
: 20,31%
Di Lampung
timur harga per kg onggok kering asahan adalah Rp. 500/Kg,untuk onggok kering
super harganya Rp. 950/kg. Untuk onggok basah asahan harganya sekitar
Rp.12.000/karung dan untuk onggok basah super harganya Rp. 14.000/karung. Dalam
ransum onggok digunakan sebesar kurang lebih 30%. Sentra penghasil onggok di
dunia adalah Indonesia dan untuk sentra penghasil onggok terbesar di Indonesia
adalah di daerah Lampung Utara.
Permasalan
utama yang ada pada onggok adalah karena onggok memiliki kandungan protein yang
rendah sekitar < 15 % dan memiliki kandungan serat kasar yang tinggi. Salah
solusi untuk meningkatkan kualitas dari onggok tersebut. Fermentasi dilakukan
secara semi padat dengan menggunakan Aspergillus niger secara inokulum
dan campuran urea dan ammonium sulfat sebagai sumber nitrogen anorganik.
- Pollard
Pollard
adalah hasil sampingan dari proses pembuatan tepung terigu. Komposisi dari
pollard adalah sebagai berikut :
-
bahan kering :
88,4% – lemak
kasar
: 5,1%
-
protein kasar :
17%
–
BETN
: 45%
-
serat kasar
:
8,8%
– abu
: 24,1%
Harga
pollard per kg adalah sebesar Rp.1.900. Persenatase penggungaan pollard dalam
ransum sebesar 35%. Penghasil terbesar pollard di dunia adalah Australia.
Permasalahan utama pada bahan pakan ini adalah kandungan protein pada pollard
cukup rendah sehingga keutuhan nutrient ternak tidak tercukupi. Salah satu
solusi untuk meningkatkan kandungan protein pada pollard adalah dengan cara
fermentasi dengan menggungakan kapang Aspergillus niger.
- Dedak Padi
Dedak padi
berasal dari sisa penggelingan padi. Komposisi kimia dari dedak padi adalah
sebagai berikut :
-
Air
: 10%
– serat kasar
: 10%
-
protein kasar : 7,5%
–
lemak
: 2,25%
-
abu
: 7,5%
Harga dedak
padi adalah antara Rp.1.800-Rp.2.200/kg. Dalam ransum dedak digunakan sebesar 15%
pada ayam petelur, pada fase starter digunakan sebanyak 20%, untuk ayam broiler
5-20%. Maksimal pemberian dedak pada ransum adalah sebesar 20 % karena dedak
padi bersifat pencahar. Sentral penghasil dedak padi terbesar di Indonesia
adalah daerah Karawang, Jawa Barat.
Permasalahan
dari dedak padi dalam pemakaiannya dalam ransum adalah kandungan serat kasarnya
sangat tinggi, kandungan kalsiumnya menurun sekitar 0,05%, kandungan posfor
meningkat sekitar 15%, mudah tengik karena mengandung enzim lipase. Solusi
untuk mengatasi permasalahan dedak padi tersebut antara lain dengan
menyimpannya dalam suhu rendah. Penambahan enzim kompleks ( phitase,
carbohidrase, protease ) akan meningkatkan nilai cerna dilihat dari aspek
pertumbuhan dan efisiensi ranum.
B. Bahan Pakan Sumber Protein
Berikut ini
adalah hasil organoleptik terhadap bebrapa jenis pakan yang menjadi sumber
protein :
Bahan
|
warna
|
Tekstur
|
Bau
|
Rasa
|
Sumber
|
Bungkil
kedelai
|
Kuning
kecoklatan
|
Kasar,
butiran kecil
|
Kedelai
|
Manis
|
Protein
nabati
|
Tepung
ikan
|
Coklat tua
|
Kasar
|
Ikan asin
|
Ikan
|
Protein
hewani
|
MBM
|
Coklat tua
|
Kasar
|
Abon
daging
|
Daging
|
Protein
hewani
|
Bungkil
kelapa
|
Coklat tua
|
Kasar
|
Kelapa
ongseng
|
Pahit
|
Protein
nabati
|
Bungkil
inti sawit
|
Coklat
tanah
|
Butiran
besar
|
Sawit
|
Agak pahit
|
Protein
nabati
|
- Bungkil Kedelai
Bungkil
kedelai adalah produk sampingan dari industri pengolahan minyak kedelai yaitu
suatu masa yang tersedia setelah minyak diambil berdasarkan metode pembuatannya
terdapat dua tipe bungkil kedelai yaitu :
- soybean meal dehulled : bungkil
dari biji kedelai yang telah dipisahkan dari kulit bijinya.
- soybean meal regular : kulit
bijinya ditambahkan kembali pada pembuatan minyak kedelai
Biji kedelai
adalah biji-bijian yang tertinggi kandungan proteinnya yaitu sekitar 42%.
Sewaktu panen biji kedelai masih cukup tinggi kandungan kadar airnya. Oleh
karena itu perlu diturunkan lagi kadar airnya menjadi sekitar 15% agar dapat
lama disimpan. Bila digunakan sebagai pakan perlu digiling terlebih dahulu agar
mudah dicampur. Bagi ternak non ruminansia ( babi muda dan unggas ) perlu
adanay pemansan 1150C selama 10 menit sehingga tidak mengganggu
proses pencernaan.
Komposisi
kandungan kimia dari kedelai adalah sebagai berikut :
-
kadar air
: 12%
– calsium : 0,4%
-
protein kasar : 46%
– fospor : 0,8%
-
serat kasar
: 6,5
% –
aflatonin : 50 (ppg)
-
abu
: 7%
– lemak kasar : 3,7%
harga dari
bungkil kedelai bsa mencapai Rp. 5000/Kg. persentase penggunaan bungkil kedelai
dalam ransum adalah sebesar 25%. Sentra penghasil bungkil kedelai terbesar di
dunia adalah Amerika Serikat. Permasalahan utama dari bungkil kedelai adalah
harganya yang mahal, kualitas kedelai lokal yang masih juah dari kualitas
kedelai import. Beberapa solusi dalam menagatasi permasalahan bungkil kedelai
ini antara lain adalah peningkatan kualitas dari kedelai lokal serta
peningkatan pajak import dari kedelai.
- Tepung ikan
Tepung ikan
adalah pemanfaatan dari banyaknya produksi ikan. Komposisi kimia dari tepung
ikan adalah :
-
protein : 40-45%
– lemak
: 5,65%
-
air :
8,72% – serat
kasar : 2,38%
-
abu : 7,19%
–
posfor :1,01%
Persenatase
penggunaan tepung ikan dalam ransum berbeda-beda seperti pada ayam pedaging
atau petelur tepung ikan digunakan sebesar 5-10%, itik petelur 5-10%, itik
potong 5-12%, puyuh 5-10%, merpati 5%, kalkun 5-15%. Harga dari tepung ikan
adalah sebesar Rp.4.000/Kg. sentral penghasil tepung ikan terbesar di Indonesia
adalah di daerah Ponorogo,Jawa Timur.
Permasalahan
dari tepung ikan adalah semakin lama disimpan aorama ikan akan menghilang oleh
karena itu kandungan nutrisinya semakin kecil. Selain itu tepung ikan
membutuhkan pengeringan yang tepat karena bila lembab mudah ditumbuhi jamur
yang akan merusak kandungan nutrient. Beberapa solusi yang bisa dipakai dalam
mengatasi permasalahan tepungikan diantaranya adalah penyimpanan tepung ikan
dalam plastic untuk menghindari bakteri dengan jamur yang memicu kerusakan
pakan. Penggungaan bahan pengawet agar tepung ikan menjadi lebih tahan lama.
- MBM
Komposisi
kimia pada MBM adalah sebagai berikut :
-
bahan kering : 88,5%
– lemak
: 11,75%
-
abu
: 27,73% – serat kasar
: 2,71%
-
protein
: 61,13% – kalsium
: 7,6%
-
BETN
: 0,68%
– posfor
: 3,76%
Harga per kg
dari MBM adalah Rp.36.000. Persentase penggunaan dalam ransum adalah sebesar
1-3%. Sentra pengahasil terbesar di dunia adalah di Australia, USA, New Zeland.
Permaslahan terkait tentang MBM adalah karena MBM tersebut import maka
dikhawatirkan bahan dasar dari MBM tersebut telah terkontaminasi penyakit
seperti anthrax atau penyakit mulut dan kuku. Solusi untuk mengatasi
permasalahan MBM adalah meningkatkan kualitas produk lokal, membatasi
ketergantungan akan import.
D.Bungkil
Kelapa
Bungkil
kelapa adalah sisa sampingan dari proses pembuatan minyak kelapa. Komposisi
dari bungkil kelapa adalah sebagai berikut :
-
bahan kering : 88,5%
– serat kasar
: 15,38%
-
abu
: 6,36% – BETN
: 37,26%
-
protein kasar : 18,58%
– kalsium
: 0,08%
-
lemak kasar :
12,55% – posfor
: 0,52%
harga per kg
dari bungkil kelapa adalah Rp.2000. dalam ransum bungkil kelapa dipakai
sebanyak 10-15%. Pengahasil terbesar bungkil kelapa di dunia adalah Indonesia
dan di Indonesia yang menjadi sentra penghasil bungkil kelapa terbesar adalah
di daerah Lampung. Permasalahan utama pada bahan pakan ini adalah kekurangan
asam amino lysine dan histidin sehingga pemakaiannya untuk ternak monogastrik
perlu diperhatikan keseimbangan asam aminonya. Dengan protei kasar yang umunya
20% belum bisa dimanfaatkan secara optimum. Solusi untuk mengatasi permasalahan
ini adalah dengan fermantasi menggungkan Aspergilus niger untuk
meningkatkan kecernaannya. Penambahan urea atau ZA untuk meningkatkan kandungan
protein.
- E. Bungkil Inti Sawit
Ada dua
tahap pengolahan kelapa sawit. Tahap pertama pengolahan sawit dari buah sawit
yang menghasilkan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil), inti kelapa
sawit, serat kelapa sawit dan lampung kelapa sawit. Tahap kedua adalah
pengolahan inti sawit yang akan menghasilkan minyak inti sawit dan bungkil
kelapa sawit. Bungkil inti sawit bisa diberikan sebanyak 20% pada unggas dan
babi dan 30-40% pada ruminansia.
- Bahan pakan Sumber Vitamin dan
Mineral
Berikut ini
adalah hasil organoleptik beberapa bahan pakan yang menjadi sumber vitamin dan
mineral :
Bahan
pakan
|
Warna
|
Tekstur
|
Bau
|
Rasa
|
Sumber
|
Premix
|
Coklat
muda
|
Agar Halus
|
Pellet
ikan
|
Pahit
|
Vitamin
|
Lime stone
|
Krem
|
Sangat
halus
|
Kapur
|
Hambar
|
Mineral
|
DCP
|
Putih
|
Halus
|
Susu
|
Hambar
|
Mineral
|
Garam
|
Putih
|
Kristal
|
Air laut
|
Asin
|
Mineral
|
- Premix
Premix
sangat berguna untuk kesehatan ertumbuhan dan produksi ternak yang optimal.
Premix dilihat dari campuran berbagi macam mineral, makro ingredient ( bahan
penyerta yang disatukan dalam suatu bahan pembawa yang diencerkan ). Premix
terbagi menjadi tiga :
1). Premix V-M
adalah feed supplement yang mengandung vitamin dan mineral
2). Premix
V-A adalah feed supplement yang mengandung vitamin dan antibiotic
3). Premik
V-A-M adalah feed supplement yang mengandung vitamin, mineral dan antibiotic.
Contoh
premix adalah
- top mix mengandung 12 macam
vitamin ( A,D,E,K, Bkomplek ), metionin, dan lysine ( Mn, Fe, Zn, Co, dan
Cu ) dan anti oksidan BHT.
- Diamix mengandung vitamin
A,D,E,K,B komplek, metionin,( Fe,Mg, Mo, Ca, Zn, Co,Cu ), antioksidan.
- Mineral B12 mengandung CaCO3,
FeSO4, Mn, SO4, KI, CuSO4 serta B12 (
sianokobalanin ).
Komposisi
zat-zat makanan pada premix A adalah sebagai berikut :
-
vitamin A
: 10.000.000 IU –
vitamin B12
: 4.000 mg
-
vitamin D
: 1.000.000 IU
–
DL-Metionin
: 227.000 mg
-
vitamin E
: 7.000 mg
– antioxidant
: 125.000 mg
-
vitamin K3 : 1.000 mg
– Mg
: 50.000 mg
-
vitamin B1 : 1.000 mg
– Fe
: 10.000 mg
-
vitamin B2 : 6.000 mg
– Cu
: 2.000 mg
-
vitamin B6 : 500 mg
– Mn
: 15.000 mg
-
Niacin
: 10.000 mg
– Zn
: 10.000 mg
-
Panthothenic acid : 500 mg
– I
: 100 mg
-
Choline cloriene : 10.000 mg
Penggunaan
premix dalam ransum hanya sebesar 0,4%. Perusahaan yang memproduksi premix
dintaranya P.T. Priter Indonesia, Jakarta, Under Authority – Pritzer Inc, New
York, USA. Harga perkilo dari premix adalah Rp. 16.000. permasalahan yang
dihadapi bahan pakan ini diantaranya adalah masih importnya produk ini sertq
harganya masil relative mahal. Solusi yang ditawarkan adalah pengoptimalan
sumber vitamin dan mineral alami serta pengefisienan pemakaian.
- DCP
Komponen kimia
dari DCP diantaranya :
-
posfat
: 18%
-
kalsium
: 24%
-
Pb
: 0,003%
-
As
: 0,003%
-
F
: 0,15%
Harga dari
DCP sebesar 1,200$/ ton. DCP dalam ransum hanya digunakan sebanyak 5 %. Sentra
penghasil utama adalah China dan Thainland. Permasalahan utama untuk bahan
pakan ini adalah Indonesia masih import DCP. Solusinya antar lain Indonesia
harus bisa memproduksi DCP sendiri atau mengganti dengan bahan pakan yang
kandungannya sama.
C.Kapur (
CaCO3 )
Kapur
merupakan sumber kalsium bagi ternak. Penghasil kapur terbesar adalah Indonesia
dengan Padalarang, Bandung sebagai tempat sentra produksi yang cukup besar. Harga
kapur adalah Rp. 190/kg. kapur terbagi dalam dua ukuran yaitu ukuran 60 mesh
dan 30 mesh. Dalam bentuk granular 1mm, 2-3mm, 3-5mm. Kapur mengandung 36-40%
kalsium. Penggunaan dalam ransum 0,43% pada sapi dara. Permasalahan pada kapur
antara lain penggunaan yang berlebihan pada dosis tinggi tanpa diikuti phosphor
menyebabkan presipitasi garam kalsium pada berbagai jaringan terutama ginjal.
Solusinya adalah dengan penambahan Phospor.
D.Garam (
NaCl )
Komposisi
kimia dsaari garam adalah Na sebesar 39,34% dan Cl sebesar 60,66%. Harga
perkilo dari garam adalah Rp. 300. Garam digunakan dalam ransum sebanyak
0,25-0,5%). Sentra penghasil garam terbesar di Indonesia yang terletak di
daerah Madura sedangkan untuk penghasil garam terbesar di Dunia adalah China. Permasalahan
produksi konsumsi nasional garam mencapai 1,7 juta ton/ tahun. Sedangkan saat
ini produksi nasional hanya mencapai 1,2 ton/ tahun. Untuk mengatasi defisiensi
mineral dimana mineral ini dalam ternak tidak disimpan dalam tubuh karena
sebagian besar terdapat di dalam cairan tubuh. Sehingga dengan komposisi yang
mengandung mineral esensial Na dan Cl membuat kita harus memberikan garam pada
ternak.
PENDAHULUAN
Untuk
menghasilkan ternak yang berkualitas maka diperlukan pakan yang berkualitas
juga. Pengetahuan akan berbagai jenis pakan yang digunakan dalam ransum menjadi
sangat penting. Seperti kita tahu ada berbagai jenis bahan pakan yang kita
kenal yang sering kita pakai dalam ransum. Bahan pakan ada yang tergolong bahan
pakan sebagai sumber energi, bahan pakan sumber protein dan sumber pakan
vitamin dan mineral.
Bahan pakan
yang menjadi sumber energi contohnya adalah jagung, dedak, dan pollard.
Bahan-bahan tersebut digolongkan menjadi sumber energi karena bahan-bahan
tersebut memiliki jumlah pati yang lebih besar. Bahan pakan yang menjadi sumber
protein contohnya bungkil kedelai dan tepung ikan. Bungkil kedelai dan tepung
ikan merupakan sumber protein nabati dan hewani. Tepung ikan dan bungkil
kedelai memiliki jumlah protein yang besar. Yang termasuk bahan pakan sumber
vitamin antara lain limestone, kapur dan premix.
TUJUAN
Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui secara lebih dalam lagi tentang
berbagai macam jenis bahan pakan. Bahan pakan digolongkan menjadi bahan pakan
sumber energi, protein dan sumber vitamin dan mineral. Praktikum ini juga
mengamati berbagai jenis pakan dengan cara pengamatan organoleptik. Selain itu
praktikum ini juga bertujuan untuk mengetahui secara rinci berbagai komponen
kimia dari berbagai jenis bahan pakan tersebut. Sentral produksi dan harga dari
berbagai jenis bahan pakan juga juga diperkenalkan pada praktikum. Hal lain
yang yang menjadi salah satu tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh berbagai jenis pakan tersebut serta
mencari berbagai solusi dari berbagai permasalahan tersebut.
KESIMPULAN
Berbagai
jenis bahan pakan yang kita kenal terbagi menjadi bebrapa kelompok berdasarkan
jumlah nutrisi yang dikandung bahan tersebut. Ada yang tergolong sebagai bahan
pakan sumber energi, bahan pakan sumber protein dan bahan pakan sumber vitamin
dan mineral. Bahan pakan tersebut memiliki berbagai karakteristik yang
berbeda-beda. Berdasarkan hasil uji organoleptik terlihat perbedaan dari
berbagai jenis pakan ini mulai dari warna, tekstur, bau dan rasa.
DAFTAR
PUSTAKA
Aritonang,
D. C. 1991. Livestock Feeds and Feeding. 3rd Edition. Prentice Hall
International, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey.
Chambell, J.
R. , M. D. Kenealy, and K. L. Campbell. 2003. Animal Science. The Biology, Care
and Production of Domestic Animal. 9th Ed. MacGraw-Hill Companies.
New York.
Cheeke, P.
R. 2004. Animal Agriculture. 3th Ed. Upper Saddle Rive. Prentice
Hall. New Jersey.
Church, D.
C. 1991. Livestock Feeds and Feeding. 3rd Edition. Prentice Hall
International, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey.
Esminger, M.
E., J. E. Oldfield and W. W. Hineman. 1990. Feed and nutrition (Formaly Feed
and Nutrition Complete). 2nd Ed. The Esminger Publishing California,
USA
McDonald,
P., R.A. Edwards., J.F.D. Greenhalgh and C. A. Morgan. 1995. Animal Nutrition.
5th Edition. Longman Singapore Publisher. Singapore.
Sarwono, B.
2002. Beternak Kelinci Potong dan Hias. PT. Agro Media Pustaka. Tangerang.
Simanjuntak,
S.D.D. 1998. Penggunaan Aspergillus niger untuk meningkatkan nilai gizi bungkil
inti sawit dalam ransum broiler. Thesis Pasca Sarjana. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Sapienza, A.
dan Bolsen. 1993. Teknologi Silase. Terjemahan: Rini, B.S. Martoyoedo. Kansas
State U
DEPARTEMEN
ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS
PETERNAKAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR