RSIAPAN
KANDANG
PERSYARATAN LOKASI
Lokasi untuk peternakan domba sebaiknya berada di areal yang
cukup luas, udaranya segar dan keadaan sekelilingnya tenang, dekat dengan
sumber pakan ternak, memiliki sumber air, jauh dari daerah pemukiman dan sumber
air penduduk (minimal 10 meter), relatif dekat dari pusat pemasaran dan pakan
ternak.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Penyiapan Sarana dan Peralatan
Perkandangan
Kandang
harus kuat sehingga dapat dipakai dalam waktu yang lama, ukuran sesua dengan
jumlah ternak, bersih, memperoleh sinar matahari pagi, ventilasi kandang harus
cukup dan terletak lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar tidak kebanjiran.
Atap kandang diusahakan dari bahan yang ringan dan memiliki daya serap panas
yang relatif kecil, misalnya dari atap rumbia.Kandang dibagi menjadi beberapa
bagian sesuai fungsinya, yaitu:
1. Kandang induk/utama, tempat domba
digemukkan. Satu ekor domba membutuhkan luas kandang 1 x 1 m.
2. Kandang induk dan anaknya, tempat
induk yang sedang menyusui anaknya selama 3 bulan. Seekor induk domba
memerlukan luas 1,5 x 1 m dan anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m.
3. Kandang pejantan, tempat domba
jantan yang akan digunakan sebagai pemacak seluas 2 x 1,5 m/pemancak. Di dalam
kandang domba sebaiknya terdapat tempat makan, palung makanan dan minuman,
gudang makanan, tempat umbaran (tempat domba saat kandang dibersihkan) dan
tempat kotoran/kompos.
Tipe
dan model kandang pada hakikatnya dapat dibedakan dalam 2 tipe, yaitu:
1. Tipe kandang Panggung
Tipe kandang ini memiliki kolong yang bermanfaat sebagai
penampung kotoran.Kolong digali dan dibuat lebih rendah daripada permukaan
tanah sehingga kotoran dan air kencingnya tidak berceceran. Alas kandang
terbuat dari kayu/bambu yang telah diawetkan, Tinggi panggung dari tanah dibuat
minimal 50 cm/2 m untuk peternakan besar. Palung makanan harus dibuat rapat,
agar bahan makanan yang diberikan tidak tercecer keluar.
2. Tipe kandang Lemprak
Kandang tipe ini pada umumnya digunakan untuk usaha ternak
domba kereman.Kandang lemprak tidak dilengkapi dengan alas kayu, tetapi ternak
beralasan kotoran dan sisa-sisa hijauan pakan.Kandang tidak dilengkapi dengan
palung makanan, tetapi keranjang rumput yang diletakkan diatas alas.Pemberian
pakan sengaja berlebihan, agar dapat hasil kotoran yang banyak. Kotoran akan
dibongkar setelah sekitar 1-6 bulan.
PEMELIHARAAN
PENYIAPAN BIBIT
Domba yang unggul adalah domba yang sehat dan tidak
terserang oleh hama penyakit, berasal dari bangsa domba yang persentase
kelahiran dan kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh dan persentase karkas
yang baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba tidak bisa
dipisahkan dengan pemilihan induk/pejantan yang memiliki sifat-sifat yang baik.
PEMILIHAN BIBIT DAN CALON INDUK
1. Calon Induk: berumur 1,5-2 tahun,
tidak cacat, bentuk perut normal, telinga kecil hingga sedang, bulu halus,
roman muka baik dan memiliki nafsu kawin besar dan ekor normal.
2. Calon Pejantan: berumur 1,5-2 tahun,
sehat dan tidak cacat, badan normal dan keturunan dari induk yang melahirkan
anak 2 ekor/lebih, tonjolan tulang pada kaki besar dan mempunyai buah zakar
yang sama besar serta kelaminnya dapat bereaksi, mempunyai gerakan yang lincah,
roman muka baik dan tingkat pertumbuhan relatif cepat.
REPRODUKSI DAN PERKAWINAN
Hal yang harus di ketahui oleh para peternak dalam
pengelolaan reproduksi adalah pengaturan perkawinan yang terencana dan tepat
waktu.
1. Dewasa Kelamin, yaitu saat ternak
domba memasuki masa birahi yang pertama kali dan siap melaksanakan proses
reproduksi. Fase ini dicapai pada saat domba berumur 6-8 bulan, baik pada yang
jantan maupun yang betina.
2. Dewasa tubuh, yaitu masa domba
jantan dan betina siap untuk dikawinkan. Masa ini dicapai pada umur 10-12 bulan
pada betina dan 12 bulan pada jantan. Perkawinan akan berhasil apabila domba
betina dalam keadaan birahi.
PROSES KELAHIRAN
Lama
kebuntingan bagi domba adalah 150 hari (5 bulan). Menjelang kelahiran anak
domba, kandang harus bersih dan diberi alas yang kering.Bahan untuk alas
kandang dapat berupa karung goni/jerami kering.Obat yang perlu dipersiapkan
adalah jodium untuk dioleskan pada bekas potongan tali pusar.
Induk
domba yang akan melahirkan dapat diketahui melalui perubahan fisik dan
perilakunya sebagai berikut:
1. Keadaan perut menurun dan pinggul
mengendur.
2. Buah susu membesar dan puting susu
terisi penuh.
3. Alat kelamin membengkak, berwarna
kemerah-merahan dan lembab.
4. Ternak selalu gelisah dan nafsu
makan berkurang.
5. Sering kencing.
Proses
kelahiran berlangsung 15-30 menit, jika 45 menit setelah ketuban pecah, anak
domba belum lahir, kelahiran perlu dibantu. Anak domba yang baru lahir
dibersihkan dengan menggunakan lap kering agar dapat bernafas. Biasanya induk
domba akan menjilati anaknya hingga kering dan bersih.
PEMELIHARAAN
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi
lingkungan dapat dilakukan dengan membersihkan kandang dan peralatan dari
sarang serangga dan hama. kandang terutama tempat pakan dan tempat minum dicuci
dan dikeringkan setiap hari. Perlu dilakukan pembersihan rumput liar di sekitar
kandang.Kandang ternak dibersihkan seminggu sekali.
2. Pengontrolan Penyakit
Domba
yang terserang penyakit dapat segera diobati dan dipisahkan dari yang
sehat.Lakukan pencegahan dengan menyuntikan vaksinasi pada domba-domba yang
sehat.
3. Perawatan Ternak
Induk
bunting diberi makanan yang baik dan teratur, ruang gerak yang lapang dan
dipisahkan dari domba lainnya.induk yang baru melahirkan diberi minum dan
makanan hijauan yang telah dicampurkan dengan makanan penguat lainnya. Selain
itu, induk domba harus dimandikan.Anak domba (Cempe) yang baru dilahirkan,
dibersihkan dan diberi makanan yang terseleksi.Cempe yang disapih perlu
diperhatikan.pakan yang berkualitas dalam bentuk bubur tidak lebih dari 0,20 kg
satu kali sehari.
Perawatan
ternak dewasa meliputi:
Memandikan
Memandikan
ternak secara rutin minimal seminggu sekali.dengan cara disikat dan disabuni.
pada pagi hari, kemudian dijemur dibawah sinar matahari pagi.
Mencukur Bulu
Pencukuran
bulu domba dengan gunting biasa/cukur ini.dilakukan minimal 6 bulan sekali dan
disisakan guntingan bulu setebal kira-kira 0,5 cm. Sebelumnya domba dimandikan
sehingga bulu yang dihasilkan dapat dijadikan bahan tekstil. Keempat kaki domba
diikat agar tidak lari pada saat dicukur.Pencukuran dimulai dari bagian perut
kedepan dan searah dengan punggung domba.
Merawat dan Memotong Kuku
Pemotongan
kuku domba dipotong 4 bulan sekali dengan golok, pahat kayu, pisau rantan,
pisau kuku atau gunting.
4. Pemberian Pakan
Zat
gizi makanan yang diperlukan oleh ternak domba dan mutlak harus tersedia dalam
jumlah yang cukup adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.
Bahan pakan untuk domba pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan sebagai
berikut:
Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala,
brachiaria, raja, meksiko dan rumput alam.
Golongan Kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi, gamal
daun kacang tanah, daun kacang-kacangan, albisia, kaliandra, gliricidia dan
Siratro, Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun
waru, daun dadap, daun kembang sepatu, daun pisang, daun jagung, daun ketela
pohon, daun ketela rambat dan daun beringin.
Golongan Makanan Penguat (Konsentrat), seperti dedak, jagung
karing, garam dapur, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil kedelai, ampas tahu,
ampas kecap dan biji kapas.
Pakan
untuk domba berupa campuran dari keempat golongan di atas yang disesuaikan
dengan tingkatan umur. Adapun proporsi dari campuran tersebut adalah:
Ternak dewasa: rumput 75%, daun 25%
Induk bunting: rumput 60%, daun 40%, konsentrat
2-3 gelas
Induk menyusui: rumput 50%, daun 50% dan konsentrat2-3
gelas
Anak sebelum disapih: rumput 50%, daun 50%
Anak lepas sapih: rumput 60%, daun 40% dan konsentrat
0,5–1 gelas
Sedangkan
dosis pemberian ransum untuk pertumbuhan domba adalah sebagai berikut:
Bobot badan 1,4 kg :
rumput/hijauan = 180
kg/hari,
pertambahan bobot = 50
gram/hari
Bobot badan 1,4 kg :
rumput/hijauan = 340
kg/hari,
pertambahan bobot = 100
gram/hari
Bobot badan 1,4 kg :
rumput/hijauan = 410
kg/hari,
pertambahan bobot = 150
gram/hari
Bobot badan 2,9 kg :
rumput/hijauan = 110
kg/hari,
pertambahan bobot = 50
gram/hari
Bobot badan 2,9 kg :
rumput/hijauan = 280
kg/hari,
pertambahan bobot = 100
gram/hari
Bobot badan 2,9 kg :
rumput/hijauan = 440
kg/hari,
pertambahan bobot = 150
gram/hari
Bobot badan 4,3 kg :
konsentrat = 160
gram/hari,
pertambahan bobot = 50
gram/hari
Bobot badan 4,3 kg :
konsentrat = 320
gram/hari,
pertambahan bobot = 100
gram/hari
Bobot badan 4,3 kg :
konsentrat = 470
gram/hari,
pertambahan bobot = 150
gram/hari
Bobot badan 5,8 kg :
konsentrat = 100
gram/hari,
pertambahan bobot = 50
gram/hari
Bobot badan 5,8 kg :
konsentrat = 260
gram/hari,
pertambahan bobot = 100
gram/hari
Bobot badan 5,8 kg :
konsentrat = 410
gram/hari,
pertambahan bobot = 150
gram/hari
Bobot badan 7,2 kg :
konsentrat = 60
gram/hari,
pertambahan bobot = 50
gram/hari
Bobot badan 7,2 kg :
konsentrat = 180
gram/hari,
pertambahan bobot = 100
gram/hari
Bobot badan 7,2 kg :
konsentrat = 340
gram/hari,
pertambahan bobot = 150
gram/hari
Bobot badan 8,7 kg :
konsentrat = 50
gram/hari,
pertambahan bobot = 50
gram/hari
Bobot badan 8,7 kg :
konsentrat = 110
gram/hari,
pertambahan bobot = 100
gram/hari
Bobot badan 8,7 kg :
konsentrat = 260
gram/hari,
pertambahan bobot = 150
gram/hari
Bobot badan 10,1 kg :
konsentrat = 40
gram/hari,
pertambahan bobot = 50
gram/hari
Bobot badan 10,1 kg:
konsentrat = 280
gram/hari,
pertambahan bobot = 100
gram/hari
Bobot badan 10,1 kg:
konsentrat = 440
gram/hari,
pertambahan bobot = 150
gram/hari
5. Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pemberian
vaksinasi dapat dilakukan setiap enam bulan sekali vaksinasi dapat dilakukan
dengan menyuntikan obat kedalam tubuh domba. Vaksinasi mulai dilakukan pada
anak domba (cempe) bila telah berusia 1 bulan, selanjutnya diulangi pada usia
2-3 bulan. Vaksinasi yang biasa diberikan adalah jenis vaksin Spora (Max
Sterne), Serum anti anthrax, vaksin AE, dan Vaksin SE (Septichaemia
Epizootica).
6. Pemeliharaan Kandang
Pemeliharaan
kandang meliputi pembersihan kotoran domba menimal satu minggu sekali, membuang
kotoran ke tempat penampungan limbah, membersihkan lantai atau alas,
penyemprotan dan pengapuran kandang untuk disinfektan.
HAMA DAN PENYAKIT
Penyakit Mencret
Penyebab:
bakteri Escherichia coli yang menyerang anak domba berusia 3 bulan. Pengobatan:
antibiotika dan sulfa yang diberikan lewat mulut.
Penyakit Radang Pusar
Penyebab:
alat pemotongan pusar yang tidak steril atau tali pusar tercemar oleh bakteri
Streptococcus, Staphyloccus, Escherichia coli dan Actinomyces necrophorus. Usia
domba yang terserang biasanya cempe usia 2-7 hari. Gejala: terjadi pembengkakan
di sekitar pusar dan apabila disentuh domba akan kesakitan. Pengendalian:
dengan antibiotika, sulfa dan pusar dikompres dengan larutan rivanol
(Desinfektan).
Penyakit Cacar Mulut
Penyakit
ini menyerang domba usia sampai 3 bulan. Gejala: cempe yang terserang tidak
dapat mengisap susu induknya karena tenggorokannya terasa sakit sehingga dapat
mengakibatkan kematian. Pengendalian: dengan sulfa seperti Sulfapyridine,
Sulfamerozine, atau pinicillin.
Penyakit Titani
Penyebab:
kekurangan Defisiensi Kalsium (Ca) dan Mangan (Mn). Domba yang diserang
biasanya berusia 3-4 bulan. Gejala: domba selalu gelisah, timbul kejang pada
beberapa ototnya bahkan sampai keseluruh badan. Penyakit ini dapat diobati
dengan menyuntikan larutan Genconos calcicus dan Magnesium.
Penyakit Radang Limoah
Penyakit
ini menyerang domba pada semua usia, sangat berbahaya, penularannya cepat dan
dapat menular ke manusia. Penyebab: bakteri Bacillus anthracis.. Gejala: suhu
tubuh meninggi, dari lubang hidung dan dubur keluar cairan yang bercampur
dengan darah, nadi berjalan cepat, tubuh gemetar dan nafsu makan hilang.
Pengendalian: dengan menyuntikan antibiotika Pracain penncillin G, dengan dosis
6.000-10.000 untuk /kg berat tubuh domba tertular.
Penyakit Mulut dan kuku
Penyakit
menular ini dapat menyebabkan kematian pada ternak domba, dan yang diserang
adalah pada bagian mulut dan kuku. Penyebab: virus dan menyerang semua usia
pada domba Gejala: mulut melepuh diselaputi lendir. Pengendalian: membersihkan
bagian yang melepuh pada mulut dengan menggunakan larutan Aluminium Sulfat 5%,
sedangkan pada kuku dilakukan dengan merendam kuku dalam larutan formalin atau
Natrium karbonat 4%.
Penyakit Ngorok
Penyebab:
bakteri Pasteurella multocida. Gejala: nafsu makan domba berkurang, dapat
menimbulkan bengkak pada bagian leher dan dada. Semua usia domba dapat
terserang penyakit ini, domba yang terserang terlihat lidahnya bengkak dan
menjulur keluar, mulut menganga, keluar lendir berbuih dan sulit tidur.
Pengendalian: menggunakan antibiotika lewat air minum atau suntikan.
Penyakit perut Kembung
Penyebab:
pemberian makanan yang tidak teratur atau makan rumput yang masih diselimuti
embun. Gejala: lambung domba membesar dan dapat menyebabkan kematian. Untuk itu
diusahakan pemberian makan yang teratur jadwal dan jumlahnya jangan
digembalakan terlalu pagi Pengendalian: memberikan gula yang diseduh dengan
asam, selanjutnya kaki domba bagian depan diangkat keatas sampai gas keluar.
Penyakit Parasit Cacing
Semua
usia domba dapat terserang penyakit ini. Penyebab: cacing Fasciola gigantica
(Cacing hati), cacing Neoascaris vitulorum (Cacing gelang), cacing Haemonchus
contortus (Cacing lambung), cacing Thelazia rhodesii (Cacing mata).
Pengendalian: diberikan Zanil atau Valbazen yang diberikan lewat minuman, dapat
juga diberi obat cacing seperti Piperazin dengan dosis 220 mg/kg berat tubuh
domba.
Penyakit Kudis
Merupakan
penyakit menular yang menyerang kulit domba pada semua usia. Akibat dari
penyakit ini produksi domba merosot, kulit menjadi jelek dan mengurangi nilai
jual ternak domba. Penyebab: parasit berupa kutu yang bernama Psoroptes ovis, Psoroptes
ciniculi dan Chorioptes bovis. Gejala: tubuh domba lemah, kurus, nafsu makan
menurun dan senang menggaruk tubuhnya. Kudis dapat menyerang muka, telinga,
perut punggung, kaki dan pangkal ekor. Pengendalian: dengan mengoleskan Benzoas
bensilikus 10% pada luka, menyemprot domba dengan Coumaphos 0,05-0,1%.
Penyakit Dermatitis
Adalah
penyakit kulit menular pada ternak domba, menyerang kulit bibit domba.
Penyebab: virus dari sub-group Pox virus dan menyerang semua usia domba.
Gejala: terjadi peradangan kulit di sekitar mulut, kelopak mata, dan alat
genital. Pada induk yang menyusui terlihat radang kelenjar susu. Pengendalian:
menggunakan salep atau Jodium tinctur pada luka.
Penyakit Kelenjar Susu
Penyakit
ini sering terjadi pada domba dewasa yang menyusui, sehingga air susu yang
diisap cempe tercemar. Penyebab: ambing domba induk yang menyusui tidak secara
ruti dibersihkan. Gejala: ambing domba bengkak, bila diraba tersa panas,
terjadi demam dan suhu tubuh tinggi, nafsu makan kurang, produsi air susu induk
berkurang. Pengendalian: pemberian obat-obatan antibiotika melalui air minum.
Secara
umum pengendalian dan pencegahan penyakit yang terjadi pada domba dapat
dilakukan dengan:
Menjaga kebersihan kandang, dan mengganti alas kandang.
Mengontrol anak domba (cempe) sesering mungkin.
Memberikan nutrisi dan makanan penguat yang mengandung
mineral, kalsium dan mangannya.
Memberikan makanan sesuai jadwal dan jumlahnya, Hijauan
pakan yang baru dipotong sebaiknya dilayukan lebih dahulu sebelum diberikan.
Menghindari pemberian makanan kasar atau hijauan pakan yang
terkontaminasi siput dan sebelum dibrikan sebainya dicuci dulu.
Sanitasi yang baik, sering memandikan domba dan mencukur
bulu.
Tatalaksana kandang diatur dengan baik.
Melakukan vaksinasi dan pengobatan pada domba yang sakit.
PERIODE
FINISHER
PANEN
Hasil Utama
Hasil
utama dari budidaya domba adalah karkas (daging)
Hasil Tambahan
Hasil
tambahan dari budidaya domba adalah bulunya (wool) yang dapat di jadikan
sebagai bahan tekstil.
Pembersihan
Sebelum
dipotong ternak dibersihkan dengan cara mencuci kaki domba dan menyemprotkan
air diatas kepala ternak agar karkas yang dihasilkan tidak tercemar oleh
bakteri dan kotoran.
PASCA PANEN
Stoving
Ada
beberapa prinsip teknis yang harus diperhatikan dalam pemotongan domba agar
diperoleh hasil pemotongan yang baik, yaitu:
Ternak domba harus diistirahatkan sebelum pemotongan
Ternak domba harus bersih, bebas dari tanah dan kotoran lain
yang dapat mencemari daging.
Pemotongan ternak harus dilakukan secepat mungkin, dan rasa
sakit yang diderita ternak diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar
secara tuntas.
Semua proses yang digunakan harus dirancang untuk mengurangi
jumlah dan jenis mikroorganisme pencemar seminimal mungkin.
PENGULITAN
Pengulitan
pada domba yang telah disembelih dapat dilakukan dengan menggunakan pisau
tumpul atau kikir agar kulit tidak rusak.Kulit domba dibersihkan dari daging,
lemak, noda darah atau kotoran yang menempel.Jika sudah bersih, dengan alat
perentang yang dibuat dari kayu, kulit domba dijemur dalam keadaan
terbentang.Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari
adalah dalam posisi sudut 45 derajat.
PENGELUARAN JEROAN
Setelah
domba dikuliti, isi perut (visceral) atau yang sering disebut dengan jeroan
dikeluarkan dengan cara menyayat karkas (daging) pada bagian perut domba.
PEMOTONGAN KARKAS
Karkas
dibelah menjadi dua bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri
dan karkas tubuh bagian kanan. Karkas dipotong-potong menjadi sub-bagian leher,
paha depan, paha belakang, rusuk dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan
menjadi komponen daging, lemak, tulang dan tendon. Pemotongan karkas
harus
mendapat penanganan yang baik supaya tidak cepat menjadi rusak, terutama
kualitas dan hygienitasnya. Sebab kondisi karkas dipengaruhi oleh peran
mikroorganisme selama proses emotongan dan pengeluaran jeroan.