LAPORAN
PRAKTIKUM
Pengetahuan
Bahan Makanan Ternak
Hijauan Pakan
Ternak
Disusun oleh :
Ahmad
zainal
NIM
: C31121107
Dosen
Pembimbing :
Ir.
Anang Sutirtoadi MP
PRODUKSI
TERNAK
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Teori Dasar
1.2 Tujuan
BAB
II METODOLOGI
2.1
Waktu dan Tempat
2.2 Alat
2.3 Bahan
BAB III Hasil dan
Pembahasan
3.1 Hasil Pembahasan Pengamatan
3.1 Hasil Pembahasan Pengamatan
KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Teori
Dasar
Hijauan
Makanan Ternak (HMT) merupakan salah satu bahan makanan ternak yang sangat
diperlukan dan besar manfaatnya bagi kehidupan dan kelangsungan populasi
ternak. Sehingga hijauan makanan ternak dijadikan sebagai salah satu bahan
makanan dasar dan utama untuk mendukung peternakan ternak ruminansia, terutama
bagi peternak sapi potong ataupun sapi perah yang setiap harinya membutuhkan cukup
banyak hijauan. Kebutuhan hijauan akan semakin banyak sesuai dengan
bertambahnya jumlah populasi ternak yang dimiliki. Kendala utama di dalam
penyediaan hijauan pakan untuk ternak terutama produksinya tidak dapat tetap
sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan, produksi hijauan makanan ternak
akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat produksinya akan
rendah, atau bahkan dapat berkurang sama
Ketersediaan
hijauan makanan ternak yang tidak tetap sepanjang tahun, maka diperlukan
budidaya hijauan pakan, baik dengan usaha perbaikan manajemen tanaman keras
atau penggalakan cara pengelolaan penanaman rumput unggul sehingga mutu setiap
jenis hijauan yang diwariskan oleh sifat genetik bisa dipertahankan atau
ditingkatkan. Dengan cara demikian kekurangan akan hijauan pakan dapat diatasi,
sehingga nantinya dapat mendukung pengembangan usaha ternak ruminansia yang
akan dilakukan .
Makanan
hijauan merupakan semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam bentuk
daun-daunan. Kelompok tanaman ini adalah rumput (graminae), leguminosa
dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Kelompok hijauan biasanya disebut makanan kasar.
Hijauan yang diberikan ke ternak ada dalam bentuk hijauan segar dan hijauan
kering. Hijauan segar adalah makanan yang berasal dari hijauan dan diberikan ke
ternak dalam bentuk segar. Sedangkan hijauan kering adalah hijauan yang
diberikan ke ternak dalam bentuk kering (hay) atau disebut juga jerami
kering.
Hijauan
segar dan hijauan kering dapat dibudidayakan dengan memperhatikan mutu hijauan
tersebut yaitu sifat genetik dan lingkungan (keadaan tanah daerah, iklim dan
perlakuan manusia) agar dapat memenuhi kebutuhan gizi makanan setiap ternak dan
membantu peternak mengatasi kesulitan dalam pengadaan makanan ternak. Dalam
mengusahakan tanaman makanan ternak untuk mandapatkan hijauan yang
produktivitasnya tinggi maka perlulah tanaman makanan ternak diusahakan secara
maksimal mulai dari pemilihan lokasi, pemetaan wilayah, pengelolaan tanah,
pemilihan bibit, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, panen dan usaha–usaha
untuk memepertahankan dan meningkatkan mutu (pascapanen) sampai dengan
penanganan hijauan sebelum dikonsumsi ternak .
1.2
Tujuan
Ø
Mengetahui
berbagai macam hijauan pakan ternak
Ø
Dapat
mengetahui kandungan Nutrisi dari Hijauan ternak
Ø
Dapat membedakan hijauan pakan
BAB
II
METODOLOGI
2.1
Waktu dan tempat
Pada pengamatan macam - macam hijauan pakan ternak di lakukan pada hari Senin jam 13.00 – 15.00 WIB bertempat di kantor kandang sapi politeknik negeri jember.
2.2 alat
Ø
Buku
Ø
Bolpoin
Ø
Clurit
2.3 Bahan
Ø
Rumput
Gajah
Ø
Rumput
Gajah Chopper
Ø
Daun
Lamtoro
Ø
Daun
Gamal
Ø
Jerami
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Rumput Gajah
Hijauan
adalah bahan pakan utama ternak ruminansia dan dapat diberikan secara tunggal
bila kualitasnya tinggi. Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan
tanaman parennial yang dapat tumbuh sampai tinggi 180 – 300 cm. Rumput gajah
tumbuh baik di daerah pegunungan dengan curah hujan 2500 mm/th. Pemotongan
dapat dilakukan pada umur 30 – 50 hari dengan produksi sekitar 150 – 200 ton/ha
(McIlroy, 1976). Menurut Hartadi et al. (1993), kandungan nutrisi rumput
gajah berdasar 100 % Bahan Kering (BK) yaitu Protein Kasar (PK) 10,1%; Lemak
Kasar (LK) 2,5%; Serat Kasar (SK) 31,2%; Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN)
46,1%; TDN 59% dan abu 10,1%.
Bagian yang dapat dicerna dari rumput gajah yaitu :
Bahan kering %
Protein kasar = 10.19
Serat Kasar = 34.15
Lemak = 1.64
Abu = 11.73
BETN = 42.29
Bahan kering %
Protein kasar = 5.92
Serat Kasar = 22.74
Lemak = 0.84
BETN = 25.6
Rumput Gajah
Chopper
Rumput Gajah terkenal dengan batangnya yang
kuat dan dengan daun yang tebal.
Hal ini menyulitkan mesin chopper untuk memotong rumput ini dengan ukuran yang tepat untuk ternak.Seringkali, kita melihat sapi-sapi memakan rumput tersebut dengan batang yang tebal, panjang dan dengan jumlah daun yang sedikit.
Hal ini tidak baik mengingat semua protein dan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki sapi itu terletak pada daunnya bukan pada batangnya.Seperti yang juga sudah kita ketahui sapi itu merupakan ternak yang sangat memilih dengan makanannya. Mereka juga akan lebih memilih konsentrat dibandingkan hijauan.Dengan inovasi TMR (Total Mixed Ration), Jaylor memeberikan solusi yang tepat guna bagi ternak anda. TMR menyatukan konsentrat dan hijauan menjadi homogen. Hal ini akan memberikan nutrisi yang sempurna bagi sapi.
Hal ini menyulitkan mesin chopper untuk memotong rumput ini dengan ukuran yang tepat untuk ternak.Seringkali, kita melihat sapi-sapi memakan rumput tersebut dengan batang yang tebal, panjang dan dengan jumlah daun yang sedikit.
Hal ini tidak baik mengingat semua protein dan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki sapi itu terletak pada daunnya bukan pada batangnya.Seperti yang juga sudah kita ketahui sapi itu merupakan ternak yang sangat memilih dengan makanannya. Mereka juga akan lebih memilih konsentrat dibandingkan hijauan.Dengan inovasi TMR (Total Mixed Ration), Jaylor memeberikan solusi yang tepat guna bagi ternak anda. TMR menyatukan konsentrat dan hijauan menjadi homogen. Hal ini akan memberikan nutrisi yang sempurna bagi sapi.
GAMAL (Gliricidia sepium)
Gamal atau
Gliricidia sepium adalah tanaman leguminosa pohon yang dapat tumbuh dengan
cepat didaerah tropis. Dapat tumbuh pada berbagai macam tipe tanah dan pH
rendah sampai tinggi (4,5-6,9)m serta tahan terhadap curah hujan yang rendah
sampai tinggi (50-100mm/bln).Sebagai hijauan pakan ternak ruminansia
keberadaannya cukup berpotensi, tetapi belum banyak peternak yang memanfaatkan
dengan alasan ternak tidak menyukai karena alasan spesifik. Hal tersebut dapat
diatasi dengan cara proses pelayuan dengan penjemuran dibawah sinar matahari
untuk beberapa jam atau dengan membiarkan hijauan tersebut selama semalam
ditempat yang teduh. Membiasakan ternak dengan Gamal dapat dilakukan dengan
meningkatkan pemberian hijauan Gamal secara bertahap hingga ternak terbiasa.
Nilai
kecerdasan pada ternak ruminansia (%)
Nilai kecerdasan
|
Sapi
|
Kambing
|
Domba
|
Bahan kering
|
61,7
|
58,5
|
52,5
|
Protein kasar
|
61,9
|
71,5
|
58,1
|
Serat kasar
|
39,4
|
17,19
|
30,7
|
Batas
maksimum penggunaan dalam ransum ayam broiler 5% dan ayam petelur 2,5%.
Pemberian daun Gamal pada ayam berupa tepung daun yang dicampur dengan bahan
pakan lainnya. Pemberian tepung daun sebanyak 2,5% sudah cukup untuk memberikan
warna kuning yang cerah, pemberian yang lebih tinggi tidak banyak meningkatkan
warna kuning telur.
Komposisi Nilai Nutrisi Gamal
|
|
Parameter
|
%
|
Protein
Kasar
Lemak
Energi
Kasar kkal / kg
SDN
Lignin
Abu
Ca
P
|
25,17
2,9
19,89
35,0
8,6
8,8
2,7
0,35
|
Daun
Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Tanaman lamtoro
berbentuk pohon mencapai ketinggian 10-50 m dan memiliki sistem perakaran yang
cukup dalam, daun kecil-kecil, bentuk lonjong sedangkan bunganya bertangkai dan
warnanya kekuningan. Daun tanaman lamtoro untuk makanan ternak kambing dan
memiliki protein yang tinggi dan diberikan dalam bentuk segar juga diberikan
dalam bentuk campur dengan bahan pakan yang lain untuk melengkapi protein dan
energy. Sedangkan daun lamtoro yang dapat diberikan kepada ternak sebanyak
10-40%. Lamtoro memiliki daun dan ranting yang disukai ternak, tanaman lamtoro
mempunyai daya palatabilitas (tingkat kesukaan) yang tinggi dan kandungan nilai
prtotein kasar (PK) : 38,58%, bahan kering (BK) : 29,66%, lemak: 3,50%, serat
kasar (SK) : 11,96%, BETN: 46,01%, Abu: 7,79%, Mineral: 7,98%, EM: 19,67 kkal.
Siregal (1996) menyatakan bahwa, hijauan lamtoro memiliki kandungan zat gizi seperti PK: 24,2%, BK: 24,8%, lemak: 3,7%, SK: 21,5%, dan BETN: 43,1%. Sedangkan Polo (1985) menyatakan bahwa toleransia berbagai jenis ternak terhadap lamtoro adalah berkisar antara 40-60%. Lamtoro mempunyai zat gizi yaitu PK: 36,80%, Lemak: 1,4%, sebagai sumber protein yang di sukai oleh ternak
Siregal (1996) menyatakan bahwa, hijauan lamtoro memiliki kandungan zat gizi seperti PK: 24,2%, BK: 24,8%, lemak: 3,7%, SK: 21,5%, dan BETN: 43,1%. Sedangkan Polo (1985) menyatakan bahwa toleransia berbagai jenis ternak terhadap lamtoro adalah berkisar antara 40-60%. Lamtoro mempunyai zat gizi yaitu PK: 36,80%, Lemak: 1,4%, sebagai sumber protein yang di sukai oleh ternak
Jerami
Tanaman ini berbentuk pohon termasuk jenis kacang-kacangan. Daun, ranting, bunga, dan buahnya sangat digemari oleh ternak dan mempunyai potensi yang cukup baik, dilihat dari kandungan zat makanannya. Hijauan turi yang digunakan sebagai pakan ternak sangat menguntungkan karena merupakan sumber protein mineral terutama Cadangan Pakan. Adapun kandungan zat makanannya adalah sebagai berikut; BK 91,1%, PK25,99%, SK 40,42%, Lemak 5,64%. BETN 33,38%, Ca 2,34% dan P 0,27%(Anonimos). Sedangkan menurut Siregar (2003) bahwa kandunagan nutrisi yangterdapat dalam daun turi adalah : protein kasar 29,2% SK 17,1% Lk 3,4% dan BETN 40,1%.
Daun Waru (Hibiscus Sp)
Salah satu jenis pohon legume yang sangat baik untuk diberikan pada ternak ruminansia adalah daun waru dimana kandungan proteinya cukup baik yakni: 11,8%, sedangkan kandungan lemak sebesar 4,80% (Soeyanyo 198 1). Selanjutnya menurut hasil analisa Heyne (1950), yang dikutip oleh Huitema (1986)bahwa, kandungan zat daun waru terdiri dari protein 11,8%, lemak 4,8%, BETN 52,1%, SK 21,5%,dan BK, 22,7%.
Pohon waru dapat juga dipakai sebagai tanaman pagar dan dapat berfungsi sebagai pelindung tanaman utama, sumber hijauan pakan ternak,penyedian pupuk hijaun untuk kesuburan tanah, mengendapkan lumpur, butiran tanah dan mengikat kemiringan tanah,disamping itu juga untuk pengawetan melalui cara memperlambat erosi (Anonymos, 1991).
.
Yang dimaksud jerami adalah
bagian batang tumbuhan yang setelah dipanen bulir-bulir buahnya baik bersama
tangkainya atau tidak dikurangi dengan akar dan sisa batang yang disabit dan
masih tegak dipermukaan tanah. Produksi jerami padi bervariasi yaitu dapat
mencapai l2- 15 ton per hektar satu kali panen, atau 4-5 ton bahan kering
tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang digunakan.
Jerami padi dihasilkan 1-2 kali di daerah kering, dan sebagian petani
masih membiarkannya tertumpuk pada lahan sawah sampai datangnya musim tanam kembali.Jerami
padi melimpah selama musim hujan, namun langka pada musim kemarau.
Jumlahnya cukup besar dan belum sepenuhnya dimanfaatkan, potensinya
sebagai salah satu sumber makanan ternak memang memiliki nulai nutrisi yang
relatif rendah.
Nilai
Nutrisi : jerami
Parameter
|
Jerami Padi
|
Jerami Padi Fermentasi
|
Protein (%)
|
3,5
|
7
|
NDF (%)
|
80
|
77
|
Daya Cerna NDF (%)
|
28 – 30
|
50 -55
|
Pengolahan
Jerami
Pengolahan yang dimaksud di sini adalah daya upaya
untuk meningkatkan daya cerna jerami sesuai dengan kualitas rielnya.
Efektifitas cerna mikroorganisme ditingkatkan agar dapat menghancurkan lignin,
silika dan kutin, di samping itu masih dapat meningkatkan kandungan protein.
Kandungan
zat-zat makanan pada jerami padi
Uraian
|
Kandungan (%)
|
Bahan
kering (BK)
Protein
kasar (% BK)
Serat
kasar (% BK)
Lemak
(% BK)
|
47,95
4,04
31,62
0,53
|
Daun
turi (Sesbania grandiflora)
Tanaman ini berbentuk pohon termasuk jenis kacang-kacangan. Daun, ranting, bunga, dan buahnya sangat digemari oleh ternak dan mempunyai potensi yang cukup baik, dilihat dari kandungan zat makanannya. Hijauan turi yang digunakan sebagai pakan ternak sangat menguntungkan karena merupakan sumber protein mineral terutama Cadangan Pakan. Adapun kandungan zat makanannya adalah sebagai berikut; BK 91,1%, PK25,99%, SK 40,42%, Lemak 5,64%. BETN 33,38%, Ca 2,34% dan P 0,27%(Anonimos). Sedangkan menurut Siregar (2003) bahwa kandunagan nutrisi yangterdapat dalam daun turi adalah : protein kasar 29,2% SK 17,1% Lk 3,4% dan BETN 40,1%.
Daun Waru (Hibiscus Sp)
Salah satu jenis pohon legume yang sangat baik untuk diberikan pada ternak ruminansia adalah daun waru dimana kandungan proteinya cukup baik yakni: 11,8%, sedangkan kandungan lemak sebesar 4,80% (Soeyanyo 198 1). Selanjutnya menurut hasil analisa Heyne (1950), yang dikutip oleh Huitema (1986)bahwa, kandungan zat daun waru terdiri dari protein 11,8%, lemak 4,8%, BETN 52,1%, SK 21,5%,dan BK, 22,7%.
Pohon waru dapat juga dipakai sebagai tanaman pagar dan dapat berfungsi sebagai pelindung tanaman utama, sumber hijauan pakan ternak,penyedian pupuk hijaun untuk kesuburan tanah, mengendapkan lumpur, butiran tanah dan mengikat kemiringan tanah,disamping itu juga untuk pengawetan melalui cara memperlambat erosi (Anonymos, 1991).
.
KESIMPULAN
Hijauan
Makanan Ternak (Forages) merupakan bahan makanan atau pakan utama bagi
kehidupan ternak serta merupakan dasar dalam usaha pengembangan peternakan
terutama untuk ternak ruminansia termasuk didalamnya sapi perah, sapi potong
(pedaging). Untuk meningkatkan produktivitas ternak, salah satu faktor penting
yang harus diperhatikan adalah penyediaan pakan hijauan sepanjang tahun baik
kualitas dan kuantitas yang cukup agar pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan
ternak untuk mempertahankan kelestarian hidup dan keutuhan alat tubuh ternak
(kebutuhan hidup pokok) dan tujuan produksi (kebutuhan produksi) dapat
berkesinambungan. Hal ini dimungkinkan bila kita mampu mengelola strategi
penyediaan pakan hijauan baik rumput maupun legum
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. Pengawetan Hijauan Untuk Pakan Ternak (Silase). Proyek PeningkatanTeknologi Sapi Perah. Direktorat Jenderal Peternakan. Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat. JICA Japan. awa Barat. 2001.
Anonimous. Teknologi Pengawetan Jerami Sebagai Pakan Ruminansia. Proyek Peningkatan Produksi Ternak Sapi Potong Tersebar di 15 Kabupaten. PemerintahPropinsi Jawa Barat. Dinas Peternakan. 2000.